Malam 30 September, aku pergi menyusul suamiku yang sudah pergi ke salatiga terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya. Jam 19.45 aku memesan gojek dengan tujuan stasiun pasar senen. Tiket kereta senja utama solo telah aku beli sebulan sebelum tanggal keberangkatan dengan harga 235.000, harga yang termurah yang masih bisa aku dapatkan untuk kereta kelas bisnis jurusan solo. Kereta berangkat jam 22.00 sesuai dengan jadwalnya dan tiba di stasiun solo balapan jam 07.02 telat 4 menit dari jadwal seharusnya yaitu jam 06.58, masih termasuk ontime bagiku. Terus maju kereta api indonesia dan tingkatkan pelayanan kalian. Suamiku telah menjemput di stasiun solo balapan lalu kami menuju terminal bis tirtonadi dengan naik becak seharga 15.000, harga ini sebenarnya sudah kami tawar dari 20.000 tapi akhirnya kami tetap memberikan 20.000 untuk si bapak.
Dari terminal tirtonadi, kami naik bis jurusan tawangmangu yaitu bis langsung jaya dengan harga 24.000 untuk 2 orang. Perjalanan dari solo ke tawangmangu kurang lebih sekitar 1,5 jam dengan jalan yang berkelok-kelok dan terus menanjak serta kanan kiri dihiasi pemandangan persawahan yang hijau. Setibanya di terminal bis tawangmangu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum sejenis colt dengan harga 10.000 perorang diantar sampai kawasan wisata grojogan sewu. Kami pun segera cari sarapan dan warung pertama yang kami lihat disitulah kami makan. Kami berdua, akhirnya memilih nasi soto dengan harga per porsi hanya 6000 rupiah. Harga yang murah, tentu saja dengan harga yang murah tersebut yang terlihat hanya nasi yang banyak sedangkan untuk toge, soun dan dagingnya sedikit sekali tapi untuk rasa enak, ya kuah sotonya yang enak. Total sarapan pagi itu hanya 34.000 rupiah dengan 3 porsi nasi soto, 2 gelas jus strawberry, 1 gelas teh manis hangat dan 6 buah kerupuk kampung.
Perjalanan pun dilanjutkan menuju ke grojogan sewu dan kami pun minta ijin ke pemilik warung akan niat kami untuk menitipkan tas ransel dan alhamdulillah disambut sangat baik oleh ibu si pemilik warung. Harga tiket masuk ke grojogan sewu adalah 12.500 per orang pada hari biasa. Harga 12.500 terdiri dari 2 tiket, tanpa aku baca terlebih dahulu langsung aku berikan 2 tiket tersebut ke penjaga pintu masuk dan aku tidak mendapatkan sobekkannya sama sekali. Dari 2 tiket tersebut, yang sempat terlihat dari salah satu tiket tersebut tertulis 7.500 rupiah lalu yang satunya tiket apa. "Sudahlah", kataku kepada suamiku dan kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri anak tangga menuju grojogan sewu.
Ketika menyusuri anak tangga, kami melihat sebuah kolam renang dengan air yang bening sekali, sempat terbersit untuk berenang di situ tapi apa daya tas ransel telah kami titipkan. Dari situ aku mulai menduga-duga, jangan-jangan tiket yang 5.000 itu adalah tiket masuk kolam renang karena harga yang tercantum di loket di depan kolam renang juga 5.000 tapi ini sepertinya kolam renang anak-anak. Aku pun hanya bergumam dalam hati, buat pengalaman aja agar lebih teliti dalam segala hal. Bagi yang ingin berkunjung ke Grojogan Sewu jangan pernah membawa kantung kresek karena akan direbut oleh para monyet. Jika hanya dirampas oleh sang monyet mungkin tidak terlalu bermasalah tapi jika sampai digigit, itulah salah satu kejadian yang dilihat oleh suamiku di sana. Dia melihat seorang lelaki yang membawa kantong kresek dan tangannya langsung digigit oleh salah satu monyet tersebut. Aku sendiri melihat bagaimana seorang perempuan lari menjauh dari kantong kresek yang dia bawa karena didatangi oleh seekor monyet. Hampir saja aku pun membawa kantong kresek yang berisi roti dan air mineral, untungnya diberitahu oleh ibu pemilik warung untuk tidak membawanya.
Puas explore grojogan sewu, kami kembali ke warung makan, tempat kami menitipkan tas dan aku kembali makan siang dengan menu 1 porsi sate kelinci, 1 es teh manis dan 1 jus strawberry dengan total harga Rp.22.000. Pertama kali merasakan sate kelinci ternyata daging kelinci rasanya mirip dengan daging ayam dan sate kelinci yang disajikan tidak ada lemak dan kulit sebagaimana sebagaimana rata-rata sate ayam dijual. Sambil makan, ibu pemilik warung menanyakan kami, mengenai keinginan kami untuk ojek motor ke Telaga Sarangan. Kami pun mengiyakan dan sepakat dengan harga ojek motor Rp.50.000 per orang oneway.
bersambung