UNIVERSAL STUDIO JEPANG - TRIP MURAH KE JEPANG

Cerita sebelumnya Dotonburi - Osaka

Hari ke 2 di Osaka, tujuan hari ini adalah Universal Studio Jepang. Sekitar jam 7.30 kami check out dari penginapan langsung menuju Universal Studio Jepang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap. Untuk tiket USJ telah kami pesan jauh-jauh hari dan ternyata jika dipesan jauh-jauh hari akan mendapatkan diskon, kalo tidak salah sekitar 20%......lumayan kan boooo..... Ini salah satu upaya untuk memangkas pengeluaran agar perjalanan ke Jepang ini menjadi liburan yang murah. Dari stasiun Nishinagahori menuju stasiun Nishikujo yang hanya berbeda 2 stasiun kemudian dilanjutkan naik kereta jurusan Universal City yang hanya berjarak 2 stasiun. Setibanya di USJ kami langsung mencari loker dan alhamdulillah masih dapat loker ukuran besar dengan harga 500 yen per loker. Jika tidak memiliki koin maka di dekat sekitar loker terdapat mesin penukar koin.....tengok kanan kiri aja...jangan seperti kami yang mencari koin dengan cara belanja di sevel terdekat yang ternyata antrinya....warbiasa.....hahaha. Hari itu USJ begitu penuh oleh para pengunjung yang kebanyakan adalah warga Jepang walaupun ini adalah hari senin. Ternyata tanggal-tanggal kunjungan kami ke Jepang ini merupakan liburan anak sekolah yang berarti high season ditambah pula ini merupakan musim panas. 










Tujuan pertama kami di USJ adalah wahana Harry Potter yang hanya ada di Jepang. Sebelum masuk wahana, kami harus antri untuk mengambil antrian waktu. Antrian waktu adalah antrian yang menunjukkan kepada pengunjung jam berapa bisa masuk antrian wahana Harry Potter. Walaupun menggunakan antrian waktu ternyata antrian wahana Harry Potter benar-benar mengular panjang. Kami antri dari jam 09.45 waktu osaka dan baru masuk ke wahana Harry Potter sekitar jam 11.15. Sedangkan untuk menikmati wahana Harry Potter mungkin hanya sekitar 10 menit. Untuk wahana 4D Harry Potter, saya akui keren abissss, cuma antrinya yang puanjaanggg....hufffttt....#lelah. Entahlah jika di luar bulan Agustus dan di luar hari sabtu/minggu, apakah antrian akan mengular sepanjang itu. 




antrian di wahana Harry Potter

sambil antri, ajak warga lokal wefi









Setelah keluar dari wahana Harry Potter, kami keluar masuk toko, melihat-lihat dan sedikit berbelanja, tentu jika harganya sesuai dengan kocek kami. Hanya 1 wahana yang kami masuki selain Harry Potter yaitu Terminator 3D, itu pun karena kami melihat antriannya yang sepertinya cukup sepi. Walaupun cukup sepi tapi kami menunggu cukup lama untuk akhirnya bisa menonton 3D ini. Ketika kami sedang mengantri, keluar parade, kami hanya bisa melihatnya tanpa bisa mengabadikan momen tersebut. Ternyata cukup membosankan memasuki wahana ini karena diawali dengan pembukaan oleh seorang wanita jepang dan tentu dengan bahasa Jepang yang kami tidak mengerti dengan posisi berdiri pula. Sebenarnya wanita ini cukup lucu juga melihat respon warga lokal yang tertawa menontonnya tapi bagi kami.....aahhhh. Akhirnya kami pun masuk untuk menonton atraksi 3D Terminator namun karena suasana yang dingin justru membuat aku dan beberapa teman tertidur.....lumayan...kami lelah kakak. Hanya 2 wahana itu saja yang kami masuki di USJ karena kami lelah jika harus antri lama lagi.




















Warga lokal yang mengunjungi USJ sangat antusias sekali. Banyak beberapa pengunjung yang datang dengan menggunakan dress code. Bahkan beberapa dari mereka menggunakan pakaian yang modelnya lucu-lucu. Rombongan keluarga dengan pakaian seragam, pasangan kekasih pun menggunakan pakaian dengan corak yang sama. Sebagai seorang muslim tentunya kami tidak melupakan kewajiban untuk beribadah yaitu melakukan shalat. Kami mendatangi kantor kecil yang merupakan tempat pelaporan jika ada orang atau barang milik pengunjung USJ yang hilang. Kami bertanya apakah ada prayer room atau bolehkah kami menggunakan nursering room untuk sholat. Alhamdulillah keinginan kami ini disambut baik oleh pegawai USJ, kami diberikan sebuah ruangan yang seperti ruang tamu untuk bisa melakukan sholat. Sekitar jam 6 sore kami keluar dari USJ, kami mencoba mencari makan di sekitar Universal Citiwalk. Kami menemukan sebuah kedai yang hanya menjual olahan ayam dengan harga murah dan tentunya porsinya pun kecil sekali.





Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju halte willer bis dengan berjalan kaki karena jaraknya yang dekat dari USJ. Ternyata lokasi halte willer bis terdapat di sisi lain dari pintu masuk USJ dan kami pun istirahat di kursi yang terletak di area USJ sambil menikmati onigiri dan menanti kedatangan willer bis. Tiket Willer bus ini telah kami pesan jauh-jauh hari karena kami datang saat high season. Ketika memesan tiket Willer bus akan diminta no telp dan ternyata ini hanya bisa diisi dengan no telp Jepang maka aku pun mengisi dengan menggunakan no telp penginapan di daerah yang dituju. Sekitar jam 8 malam kurang kami melihat kedatangan Willer bis dan kami pun segera beranjak menuju halte bis tapi belum juga kami sampai di halte, kami melihat willer bis pergi meninggalkan halte. Tentu saja kami langsung panik sambil berlari-lari mengejar tapi tetap saja tidak terkejar. Kami pun langsung menghampiri seorang bapak tua berseragam yang kami anggap petugas, bertanya kepadanya dengan menunjukkan email bukti pemesanan willer bis tujuan Tokyo. Ternyata si bapak tidak bisa berbahasa Inggris.....hufftt.....kami pun komunikasi hanya menggunakan bahasa tubuh, yang penting nyambung walaupun beberapa kali miscom juga. Si bapak pun bantu telp ke kantor willer bis dengan hp beliau tapi ini kan sudah malam, jelas aja gak ada yang angkat. Tentu saja situasi ini membuat kami tambah panik dan teman-teman pun bertanya-tanya, "trus gimana? Kita mau nginap dimana kalo ternyata kita udah ketinggalan bis."

Kami pun terus berkomunikasi dengan si bapak mempertanyakan keadaan kami dan si bapak pun memberikan jawaban yang tidak memuaskan. Di saat aku putus asa dan tidak mengerti akan penjelasan dari si bapak, aku baru tersadar, kenapa aku tidak mencoba bertanya dengan anak muda yang juga sedang menunggu bis dan mungkin bisa berbahasa inggris. Ketika ku tanya, "Apakah bisa berbahasa inggris? " dan jawabnya, "bisa tapi sedikit." Dalam hati pun menjawab,"ok, sama akyu juga sedikit bisanya....hehehehe." Akhirnya kami bertiga pun berkomunikasi dan ternyata willer bis yang akan kami tumpangi memang belum datang karena memang jadwal keberangkatannya adalah jam 11 malam dan ternyata si bapak salah mengerti. Padahal di email yang ditunjukin ke beliau sudah jelas jamnya tapi dia kasih infonya kalau kami ini sudah ketinggalan bis....huffttt....dan beliau meminta kami untuk tetap menunggu di tempat ini, dalam hati berkata,"ya iyalah akan sayah tunggu di sini, siapa yang mau ada drama lagi." #Inilahperjuanganketigadinegerisakura. Akhirnya bis yang kami tunggu pun tiba dan si bapak menghampiri kami kembali seraya mengucapkan selamat jalan dan selamat bersenang-senang #terjemahanversisayah secara  juga gak ngerti ngomong opo si bapak dan kami pun menjawab,"thank you very much pak."



Dalam perjalanan menuju Tokyo, Willer bus sempat berhenti di rest area mungkin sekitar 3 atau 4x, jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan angkutan AKAP di Indonesia dengan lama perjalanan sekitar 7 - 8 jam. Ketika berhenti di rest area, aku sempat 2x turun menuju rest room dan toilet di sana pun bersih-bersih dan bagus-bagus. Kelebihan dari Willer bus ini ada penutup kepala seperti foto di atas dan setiap kursi terdapat colokan listrik, yang duduk di samping jendela maka colokan listrik akan menempel di dinding bis sedangkan bagi yang duduk di sisi lorong maka colokan listrik ada disamping kiri/kanan kursi di sisi lorong.

Cerita berikutnya Asakusa dan Harajuku - Tokyo

PULAU TABUHAN DAN PULAU MENJANGAN - BALI BARAT

Cerita sebelumnya Pantai Mustika & Pantai Pulau Merah

Hari ketiga (6 mei 2016) di Banyuwangi , kegiatan berikutnya yang akan dilakukan adalah snorkeling di sekitar Pulau Menjangan. Pulau Menjangan terletak di wilayah 5 mil barat laut pulau Bali dan masih termasuk dalam area Taman Nasional Bali Barat. Menjangan dalam bahasa Jawa berarti rusa/kijang, di pulau ini memang hidup habitat rusa/kijang liar. Perjalanan dimulai dari penginapan menuju pantai Kampe yang merupakan pelabuhan penyebrangan menuju wisata pulau Menjangan sekitar 1 jam. Tiba di pantai Kampe, beberapa teman mencari sarapan terlebih dahulu sedangkan aku sendiri alhamdulillah sudah sarapan bersama seorang temanku sebelum mobil datang menjemput. Perjalanan dari pantai Kampe menuju pulau Menjangan sekitar 1 - 1,5 jam. Untungnya hari itu langit cerah dan ombak pun bersahabat. Akhirnya kami pun tiba di pulau Menjangan dan snorkeling di perairan pantai pulau Menjangan.

Sarapan dulu di Pantai Kampe









Selesai snorkeling di perairan sekitar Pulau Menjangan, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Tabuhan. Pulau Tabuhan merupakan pulau yang tidak berpenghuni yang terletak sekitar 20 km dari kota Banyuwangi yang berada di selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Pulau Tabuhan masuk ke dalam wilayah Desa Bangsring kecamatan Wongsorejo dan memiliki luas sekitar 5 hektar. Pulau Tabuhan ini katanya memiliki alam bawah laut yang indah namun karena ombak yang cukup besar maka kami tidak melakukan snorkeling di area perairan sekitar Pulau Tabuhan. Pasir pantai Pulau Tabuhan ini cukup indah namun sayangnya terlihat cukup banyak sampah yang berserakan di pinggir pantai. 


























Hari pun semakin sore, saatnya kami kembali ke Pantai Kampe untuk bersih-bersih, pulang ke penginapan dan packing karena malam ini sekitar jam 11 malam kurang, kami akan menuju ke Surabaya dengan kereta Mutiara malam. Dalam perjalanan pulang kami diajak mampir ke pusat oleh-oleh Banyuwangi suku Osing. Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi atau disebut juga "wong Blambangan". Suku osing juga memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda dengan bahasa Jawa ataupun bahasa Madura, bahasa mereka disebut dengan bahasa Osing dan memiliki dialeg tersendiri. Suku Osing ini masih bertahan di desa kemiren yang merupakan perkampungan asli suku Osing. Di perkampungan ini suku Osing masih mempertahankan adat istiadat dan nilai-nilai leluhur mereka.

Cerita berikutnya  Bukit Jaddih dan Bukit Pelalangan - Madura

JAKARTA - KUALA LUMPUR - OSAKA (TRIP MURAH KE JEPANG)

Jepang merupakan salah satu negara dengan biaya hidup yang mahal sehingga Jepang tak pernah menjadi tujuan yang wajib aku kunjungi. Namun pada suatu saat, muncul keinginanku untuk bisa berkunjung ke Jepang tapi tentunya dengan dana yang minimalis. Setelah banyak membaca kisah perjalanan orang-orang yang telah berkunjung ke Jepang, akhirnya ku beranikan diri untuk memasukkan Jepang sebagai salah satu tujuan travelingku. Sebelum ku berani mengajak teman-temanku untuk mau berkunjung ke Jepang maka aku harus sudah mempersiapkan contoh intinerary beserta dengan estimasi biaya yang dibutuhkan. Hanya dengan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan travel maka aku masih bisa mendapatkan teman perjalanan. Namun butuh waktu yang cukup lama untuk bisa mengajak beberapa teman untuk mau berkunjung ke Jepang walaupun sudah ada estimasi biaya yang cukup minimalis dan tentunya menunggu promo dari AA.

Tgl 6 Agustus 2016, hari yang ditunggu pun tiba. Hari ini merupakan awal perjalananku mengunjungi negeri Sakura. Namun sayangnya, aku berkunjung di musim panas, saat yang kurang tepat untuk berkunjung ke negeri Sakura. Kami terbang dengan menggunakan budget airline yaitu AA yang kami dapatkan dengan harga sekitar 3,2 juta pp tanpa pilihan kursi dan belum termasuk bagasi dengan keberangkatan sekitar jam 8 malam dan transit di Kuala Lumpur sekitar 1.5 jam. Minggu 7 Agustus, kami pun tiba di Osaka sekitar jam 08.30 waktu osaka. Perjalanan kali ini aku ditemani oleh 4 teman kantorku yang berhasil aku racunin hehehehe.....  Keluar dari imigrasi Jepang, kami langsung mencari counter pupuru mobile wifi yang telah dipesan 5 hari sebelum keberangkatan karena Jepang sangat pelit sama wifi. Cukup menunjukkan email pemesanan, mobile wifi pun sudah di tangan. Kemudian kami membeli tiket Amazing Pass Osaka di bagian tourist information kansai Airport. Uang sudah dibayar, amazing pass pun sudah ditangan kemudian aku bertanya, "ini sudah termasuk kereta nankai ke Osaka? " dan jawabnya ternyata belum. Sang pegawai informasi pun memberitahu jika ingin membeli yang termasuk harga keretanya maka membelinya di stasiun Nankai dan pass yang baru saja kami beli bisa dicancel. Alhamdulillah, baik banget kamu mbak, dengan tetap ramah dan tersenyum melayani pembatalan pembelian ini, maafkan kami yang sudah merepotkan.... hikksss. Kami naik ke lantai berikutnya ke Nankai Stasiun untuk membeli Osaka Amazing Pass dengan harga 2900 yen, jika tidak termasuk nankai express maka harga yang dijual adalah 2300 yen.










Di Osaka kami hanya 2 hari 1 malam dan menginap di sebuah apartemen yang telah dipesan oleh temanku melalui Airbnb. Setibanya di Osaka rencana kami akan menitipkan koper di stasiun Namba dan berkeliling ke kota Osaka sampai waktu check in tiba, namun apa daya loker yang berukuran besar telah penuh semua. Dalam perjalanan di stasiun Namba kami menemukan petunjuk adanya prayer room. Kami memutuskan untuk shalat terlebih dahulu sekalian meluruskan kaki setelah lelah mencari loker #inilahperjuanganpertamadinegerisakura. Kami pun bertanya pada informasi, awalnya yang kami tanyakan adalah bagaimana menuju lokasi penginapan kami namun si mbak penjaga counter informasi tidak mengetahuinya, lalu si mbaknya menunjukkan prayer room dan memberi lembaran yang harus kami isi sebelum masuk ke prayer room, padahal kami belum bertanya mengenai prayer room, keren banget feelingnya si mbak. Akhirnya kami pun bisa sejenak istirahat meluruskan kaki. Prayer roomnya itu ternyata dikunci dan kuncinya dipegang oleh bagian informasi. Si mbak petugas pun menginformasikan jika telah selesai maka kami harus lapor kepada mereka.....ok deh mbak. Situasi sepi seperti ini tentu memberikan kelebihan kepada kami yaitu kami bebas di dalam prayer room tanpa ada orang lain. Pastinya langka ya orang yang mau shalat. Tempatnya pun disekat antara pria dan wanita, ada 1 buah Al Quran dan 3-4 buah buku bacaan, yang tidak ada adalah perlengkapan shalat, berikut ini link alamatnya Prayer room in Namba.




Kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat penginapan, dari stasiun Namba kami naik subway dengan jurusan Sennichimae Line yang ditandai dengan warna pink menuju stasiun Nishinagahori. Letak apartemen agak sulit kami temukan karena terkendala belum berhasilnya kami terhubung dengan mobile wifi yang telah kami sewa dan si pemilik apartemen yang belum memberikan arah menuju apartemennya dengan jelas. Sebenarnya sih mudah untuk koneksi ke wifinya tapi karena aku_nya yang lagi blank.....hehehehe. Akhirnya dalam perjalanan mencari alamat apartemen, aku pun berhasil connect dengan mobile wifi dan komunikasi dengan sang pemilik apartemen pun bisa berlanjut dan kami pun tiba di apartemen di lantai 3, kekurangan dari apartemen ini tidak menggunakan lift ataupun escalator, ahhhh perjuangan lagi bagi kami untuk mengangkat koper setelah turun naik tangga dari satu stasiun kereta ke stasiun kereta yang lainnya. Ternyata belum usai perjuangan kami mencari letak apartemen karena ternyata no kamar yang kami cari tidak ada......hufffttt dan no kamar yang kami cari terletak di tangga masuk sebelahnya. Terpaksa dengan kaki yang sudah lelah kami pun menuruni anak tangga dan berpindah ke sebelah yang berarti harus naik tangga lagi ke lantai 3. #Inilahperjuangankeduadinegerisakura.



Apato yg kami sewa di 4F tapi kami cari di 3F.......huffft  #lelah

Loker tempat penyimpanan kunci kamar



Pemandangan samping apartemen

Jalanan depan apartemen.....#sepibanget



Sore harinya, setelah cukup beristirahat kami pun keluar jalan-jalan ke daerah Dotonburi, rencana awal adalah naik dotonburi cruise yang sudah termasuk di Osaka Amazing Pass namun apa daya ketika kami tiba di counternya tiketnya sudah sold out, antrian sudah panjang. Ahhhh, berarti ini kerugian bagi kami karena semua rencana untuk masuk ke beberapa tempat wisata dengan menggunakan Osaka Amazing Pass gagal semua, pertama gara-gara kelamaan cari loker dan kedua kelamaan cari letak apartemen. Gagal naik cruise, kami pun berfoto ria di sekitar sungai yang terlihat bersih dan dekat loket cruise ini ada logo Glicoman yang selalu menjadi background foto turis Indonesia. Sore itu sampai dengan malam itu kami hanya berkeliling di daerah Dotonburi dan sekitarnya......yah sekalian belanja kalau harga sesuai sama isi kantong kami....hehehe. Dengan menggunakan Amazing Osaka pass maka kami bebas naik turun kereta subway tanpa harus bayar atau beli tiket lagi untuk 1 hari. Ketika keliling di sekitar Dotonburi, salah satu teman kami bikin drama karena sempat terpisah di area yang begitu crowded di kala langit telah gelap...aduh yak temen gw niii.....masih ngajak main petak umpet di negeri orang.

Stasiun Nishinagahori

Stasiun Nishinagahori

@Stasiun Nishinagahori
                                                                         
























Setelah lelah berkeliling dotonburi, kami pun kembali ke penginapan sekita jam 9 malam. Di dotonburi jam segitu masih riuh ramai tapi sesampainya kami di stasiun Nishinagahori dan lingkungan tempat penginapan kami sangat bertolak belakang...suasananya sudah sepi sekali. Sesampainya di penginapan, kami pun langsung packing karena esok pagi kami harus bangun pagi-pagi dan langsung check out, menuju Universal Studio Japan. Oh ya perlu diketahu juga peta jalur subway/kereta di Jepang lebih rumit dari Singapore dan untuk mempermudah atau mengetahui jalur subway/kereta di Jepang termasuk jadwalnya maka dapat dilihat di link  http://www.hyperdia.com/  dan berikut ini peta jalur subway di Osaka Peta subway Kota Osaka.

Cerita berikutnya Universal Studio Jepang