WISATA ALA COWBOY DE RANCH - LEMBANG

Kota Lembang adalah sebuah kecamatan yang terletak di Bandung Barat dan berada di kawasan pegunungan sehingga suhu di kota Lembang berkisar antara 17 - 27 derajat celcius. Daerah Bandung dan sekitarnya merupakan salah satu tujuan bagi penduduk Jakarta untuk refreshing maka tidak aneh jika akhir pekan apalagi long weekend, Bandung dan sekitarnya dipenuhi oleh kendaraan dengan plat B. Bandung dan sekitarnya memang selalu menarik untuk dikunjungi termasuk bagiku. Sabtu 21 November 2015, aku beserta keluarga besar ku, akhirnya bisa pergi menikmati suasana yang berbeda dari kehirukpikukan kota Jakarta dan tujuannya adalah kota Lembang. Berangkat dari pinggiran kota Jakarta sekitar jam 05.30 pagi. Sekitar jam 09.30 pagi, kami sudah tiba di De Ranch, tujuan pertama wisata hari ini. Sebenarnya perjalanan dari Jakarta ke Lembang pagi ini sangat lancar sekali hanya sedikit macet  ketika keluar tol pasteur tapi memang kami sempat istirahat sejenak di rest area untuk sarapan pagi.

De Ranch merupakan sebuah tempat wisata alam yang menyajikan suasana peternakan di zaman cowboy. De Ranch merupakan salah satu tempat wisata keluarga yang banyak diminati karena memiliki banyak permainan baik untuk anak-anak maupun orang dewasa mulai dari menunggang kuda, kereta kuda, wahana air dan permainan lainnya. Tiket masuk De Ranch dapat ditukarkan dengan susu yogurt gratis. Harga tiket masuk De Ranch termasuk cukup murah karena tidak termasuk tiket masuk permainan-permainan yang ada di dalam De Ranch. Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai De Ranch berikut linknya De Ranch.


























Dari De Ranch perjalanan dilanjutkan ke penginapan yaitu Villa Gardenia yang masih terletak di sekitar lembang lebih tepatnya dekat dengan kampung daun. Tapi sebelum ke penginapan, kami mampir dahulu ke tahu susu lembang yang saat ini juga sedang hits menjadi salah satu tempat wisata kuliner dan belanja oleh-oleh.

bersambung 


AIR TERJUN SENDANG GILE DAN TIU KELEP YANG SUPER KECEH


Perjalanan trip hari ini adalah air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep. Perjalanan ke air terjun Sendang Gile membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari kota Mataram. Untuk menuju tempat wisata ini disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi atau menyewanya karena kendaraan umum di Lombok tidak banyak dan sepertinya juga tidak ada kendaraan umum yang sampai ke tempat ini. Kami pun tiba di area parkir wisata air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep dan kami pun langsung menikmati makan siang yang telah disediakan oleh panitia. Di area parkir ini terdapat fasilitas yang sederhana yaitu tempat penginapan, toilet, warung makan dan musholla.

Air terjun Sendang Gile terletak di kawasan desa Senaru kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara dan masih berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Air terjun Sendang Gile berasal dari mata air di Gunung Rinjani yang sejuk dan alami. Untuk menuju air terjun Sendang Gile dari tempat parkir membutuhkan perjalanan sekitar 15 menit menuruni ratusan anak tangga bagi mereka yang masih muda, bagi yang sudah berusia jauh dari muda hehehee........mungkin bisa lebih dari 15 menit. Jangan lupa untuk membawa air minum dan mungkin sedikit makanan kecil karena perjalanan yang akan membutuhkan tenaga extra. Tapi jangan lupa juga ya.......untuk tidak membuang sampah sembarangan karena keindahan ini harus bisa diteruskan ke anak cucu kita. 

Air terjun Sendang Gile memiliki dua tingkatan, tingkatan pertama muncul dari atas tebing dan jatuh ke dasar kolam yang berada di bawahnya dan tingkatan kedua berasal dari air di kolam tersebut dan jatuh ke bawah membentuk sungai di bawahnya. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 31 meter dari dasar sungai  dan sekitar 600 meter di atas permukaan laut.


 Salah satu penginapan yang terletak dekat dengan air terjun Sendang Gile & Tiu Kelep












Dari air terjun Sendang Gile perjalanan dilanjutkan menuju air terjun Tiu Kelep. Air terjun Tiu Kelep terletak beberapa kilometer dari air terjun Sendang Gile dan jalan yang dilalui lebih menantang, melalui jalan kecil yang berada di samping sungai kecil, jalan setapak yang naik turun dengan pepohonan yang rindang, melalui aliran air sungai yang airnya begitu dingin dan cukup deras serta membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Sungguh perjalanan menuju air terjun Tiu Kelep ini cukup melelahkan tapi setibanya di TKP, sumpahhhh........lelah itu terbayar semua. Air yang terjun sungguh deras dan besar serta terdiri dari beberapa air terjun yang bertingkat dan berhimpitan. Air terjun Tiu kelep memiliki ketinggian sekitar 42 meter dan di bawahnya terbentuk kolam yang tidak terlalu dalam, hanya setinggi pinggang orang dewasa serta memungkinkan orang untuk berenang. Dalam bahasa sasak, Tiu berarti kolam dan Kelep berarti terbang, dalam arti bebasnya adalah kolam tempat buih-buih air beterbangan.

Melihat indahnya pemandangan dan kolam air yang sejuk menarik kami untuk segera bermain air. Sayangnya aku tidak membawa pakaian ganti karena dari awal memang tidak ingin bermain air di air terjun tapi setelah melihat air terjun ini, ada sedikit penyesalan tidak bawa pakaian ganti, asli mupeng abis pengen nyebur ke kolam yang berada di bawah air terjun Tiu Kelep. 












Puas bermain air, kami pun harus kembali, aku sudah membayangkan jalan yang harus kami lalui, jalan yang terus menanjak.....puuffttt tapi alhamdulillah di tengah perjalanan ternyata ada jalan pintas yang bisa menghemat tenaga kami. Jalan pintas tersebut adalah aliran irigasi yang berupa gorong-gorong yang gelap yang entah berapa meter panjangnya. Sebelum sampai ke gorong-gorong tersebut, kami harus melewati sebuah jembatan berlubang yang bawahnya merupakan saluran irigasi dengan aliran air yang cukup deras. Di jembatan berlubang ini beberapa teman sempat bermain ala-ala waterpark yaitu sebelum melewati jembatan berlubang tersebut beberapa teman turun ke dalam irigasi jembatan kemudian posisi duduk dengan kaki selonjoran ke depan maka ketika tangan sudah berlepas dari pegangan secara otomatis tubuh akan terdorong oleh aliran air irigasi yang begitu deras dan tentu saja di ujung jembatan telah menunggu teman-teman lain yang membantu untuk memberhentikannya atau membangunkannya dari posisi duduk tersebut. 

Permainan yang sungguh seru dan bagi yang sudah mencobanya ternyata tidak cukup hanya 1x melakukannya. Kemudian perjalanan pun dilanjutkan dengan melalui gorong-gorong tersebut yang entah panjangnya berapa meter dengan kondisi gelap gulita hanya dengan diterangi oleh cahaya yang dihidupkan dari hp, dasar gorong-gorong yang berlubang, air setinggi lutut dan terkadang sepaha.......puuffttt cukup menegangkan. 




Dari desa Senaru ini, perjalanan dilanjutkan ke Bukit Malimbu untuk menikmati sunset. Jalur menuju Malimbu ini akan melewati daerah Pemenang yaitu suatu daerah yang menjadi pemberhentian jika anda ingin menuju Gili Trawangan. Dari Pemenang ini anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Bangsal untuk melakukan penyebrangan ke Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Akhirnya kami pun tiba di Bukit Malimbu di saat yang tepat. 




bersambung

SUMPAH.....LOMBOK ITU INDAH BINGIIIITTTSSS

Sebelumnya Keindahan Pantai Pink & Tanjung Ringgit

Hari kedua di Lombok, perjalanan hari ini merupakan trip hari pertama acara KJJI. Hampir seluruh peserta gathering nasional KJJI yang ke IX sudah berada di penginapan pagi itu. Bis pun meluncur ke tujuan pertama yaitu Tanjung Aan yang terletak di Lombok Tengah tapi kami mampir terlebih dahulu Bandara International Lombok untuk menjemput 1 peserta yang baru tiba di Lombok pagi itu. Perjalanan dari kota Mataram menuju pantai Tanjung Aan mungkin sekitar 1,5 jam dengan kondisi jalanan lancar. Tanjung Aan masih berada dalam satu garis pantai dengan Pantai Kuta Lombok. Tanjung Aan memiliki garis pantai yang cukup panjang mungkin sekitar 1 km. Sesampainya di Tanjung Aan, kami langsung naik ke atas bukit yang terletak tidak jauh dari parkiran dan Subhanallah.......sungguh indah ciptaan Mu ya Allah. Dari atas bukit ini, kami dapat melihat birunya air laut yang begitu jernih disertai dengan ombak yang tenang dan pasir putih yang menghiasi pantai Tanjung Aan.














Dari Tanjung Aan ini, kami menuju Pantai Batu Payung yang terletak tidak jauh Pantai Tanjung Aan dengan menyewa perahu. Inilah cara tercepat menuju Pantai Batu Payung. Terkenal dengan nama Batu Payung karena di pantai tersebut terdapat karang yang besar yang membentuk seperti payung. Selain menyewa perahu, Pantai Batu Payung dapat ditempuh dengan berjalan kaki tapi tentu saja membutuhkan beberapa menit. Berjalan kaki ini hampir saja akan kami lakukan ketika kami akan kembali ke Pantai Tanjung Aan dari Pantai Batu Payung. Hal ini disebabkan karena melihat kondisi ombak yang semakin siang terlihat semakin besar. Namun hal tersebut diurungkan oleh panitia karena sebagian dari kami tidak menggunakan alas kaki karena ditinggal di perahu dan tanah yang kami pijak tentu saja terasa panas tanpa alas kaki. Pantai Batu Payung tidak seperti pantai-pantai di sekelilingnya yang berpasir putih tapi merupakan rangkaian karang-karang. Di Pantai Batu Payung pun kita bisa menikmati keindahan alam sekelilingnya dari atas bukit. 





















Dari Pantai Tanjung Aan perjalanan dilanjutkan ke tujuan berikutnya yaitu Pantai Kuta. Setibanya di Pantai Kuta, kami langsung makan siang dan sedikit pun aku tidak meng-explore pantainya karena tahun lalu aku sudah cukup puas menikmati Pantai Kuta dan siang hari itu panas pun begitu terik membuat kami malas bergerak terlalu jauh.





Dari Pantai Kuta perjalanan dilanjutkan ke Pantai Mawun. Pantai Mawun saat ini menjadi salah satu tujuan favorit di Lombok. Seperti pantai-pantai di Lombok, pantai ini pun berpasir putih dengan pemandangan yang indah, ombak yang tenang, bentuk pantai yang menyerupai tapal kuda yang sedikit melebar akan menarik setiap orang yang mengunjunginya dan mengabadikannya dalam jepretan kamera. Sebelah kanan dan kiri Pantai Mawun diapit oleh bukit-bukit. Dari sebuah blog yang pernah aku baca, jika mau trekking ke atas bukit maka akan didapati sebuah pemandangan yang lebih eksotis. Dari atas bukit tersebut dapat dilihat garis pantai yang berkelak-kelok. Di lokasi ini pun menjadi tempat yang indah untuk mengabadikan sunset. Keindahan pemandangan dari atas bukit ini belum sempat aku lakukan karena terik siang itu yang begitu panas membuat kami hanya sedikit narsis dan duduk di satu spot di pantai Mawun dan memandang keindahan sekelilingnya.









Tujuan berikutnya di trip hari pertama KJJI adalah Desa Sade. Desa Sade merupakan desa wisata di Lombok yang tetap mempertahankan adat suku Sasak dan masih mempertahankan keaslian desa walaupun terletak di pinggir jalan raya yang telah beraspal mulus. Hal ini dapat terlihat dari tembok bangunan yang masih terbuat dari anyaman bambu, beratapkan ijuk dan beralaskan tanah atau plesteran semen. Salah satu keunikan dari Desa Sade adalah penggunan kotoran kerbau sebagai alat untuk membersihkan lantai. Selain itu keunikan lainnya adalah adat pernikahan suku sasak. 

Dalam adat pernikahan suku sasak terdapat istilah kawin culik yaitu calon suami melakukan penculikan terhadap calon istrinya. Tentu saja penculikan ini tetap harus memperhatikan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh lembaga adat. Waktu penculikan telah disepakati oleh calon suami dan calon istri namun tidak boleh diketahui oleh orang termasuk orang tua sang mempelai wanita dan tidak boleh dilaksanakan siang hari untuk dibawa menuju kediaman calon mempelai pria. Apabila calon mempelai wanita berhasil diculik maka keluarga mempelai pria akan melakukan upacara adat untuk melakukan penyambutan. Keesokan paginya maka keluarga dari calon mempelai pria akan akan datang ke rumah calon mempelai wanita untuk memberitahukan bahwa anak gadisnya telah dipersunting oleh anaknya. Puncak dari adat perkawinan ini adalah pada saat rombongan keluarga laki-laki mendatangi kediaman mempelai wanita, kedatangan rombongan laki-laki ini disebut dengan Nyongkol. Di Desa Sade pun, kita bisa membeli kain tenun, kaos atau pernak-pernik lainnya sebagai oleh-oleh.










Dari Desa Sade, kami pun kembali ke kota Mataram dan kami langsung melanjutkan untuk makan malam di rumah makan Ayam Taliwang namun aku lupa namanya. Setelah merasakan ayam taliwang di sini, tetap bagiku lebih maknyus rasa ayam taliwang di kedai "Ini baru Taliwang" yang terletak di seberang Hotel Ratih. Akhirnya trip hari pertama dengan teman-teman KJJI pun selesai.

bersambung ke Air Terjun Sendang Gile & Tiu Kelep

Artikel Menarik lainnya
Jalan-jalan ke Bangkok
Indahnya Coban Rondo
Pesona Telaga Sarangan Magetan