MENANTI SUNRISE DI PANANJAKAN - BROMO

Previous post  Pantai Kondang Merak

Setibanya di penginapan sekitar jam 20.00, kami langsung bersih-bersih dan tidur karena kami cukup lelah setelah seharian mengunjungi 3 pantai di Malang dan Jam 24.00 kami harus sudah berangkat menuju Pananjakan. Jam 23.00 kami terbangun, alhamdulillah aku dapat tidur dengan pulas walaupun hanya beberapa jam saja. Kami segera mempersiapkan diri, cuci muka dan sikat gigi karena sebelum tidur semalam sudah mandi jadi bangun tengah malam ini tidak mandi lagi.

Akhirnya mobil jemputan pun datang, kali ini kami tidak menggunakan mobil penginapan karena kami akan ke pananjakan, bromo melalui jalur Malang-Tumpang maka kami sudah menyewa Troopers. Sebenarnya awalnya mobil yang kami pesan adalah Landcruiser tapi di jam-jam terakhir aku ditelepon oleh pihak yang menyewakan mobil bahwa Landcruisernya rusak sehingga tidak dapat digunakan dan kami mendapatkan Troopers, tentu saja kami sangat kecewa.

Perjalananku ke Bromo bersama dengan 5 teman kantor merupakan kunjunganku yang kedua kalinya. Pertama kali menginjakkan kaki di Gunung Bromo pada tahun 2009 bersama suami dan keponakan yang tinggal di Malang dan kami masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melalui jalur Probolinggo - Tongas - Sukapura - Cemoro Lawang. Berbeda dengan kunjunganku yang pertama maka kunjunganku yang kedua ini aku memilih rute Malang - Tumpang - Gubugklakah - Ngadas - Jemplang - Pananjakan yang berjarak sekitar 56 km. Selain 2 rute tsb masih ada 2 rute yang lainnya jika ingin berkunjung Gunung Bromo yaitu Jalur Pasuruan dan Jalur Lumajang. Di Jalur Pasuruan ini dapat ditempuh melalui 2 akses yang berbeda yaitu yang pertama Pasuruan - Warungdowo - Ranggeh - Puspo - Tosari - Gunung Bromo bagi pengunjung yang berangkat dari kota Surabaya sedangkan jalur yang kedua yaitu Purwodadi - Nangkojajar - Tosari - Bromo bagi pengunjung yang berangkat dari Malang. Sedangkan jalur Lumajang adalah Senduro - Bumo - Ranu Pane.

Jam 24.00 kami mulai meninggalkan penginapan, suara deru mesin membelah kesunyian kota Malang menuju TNBTS melalui jalur Tumpang. Dari Jalanan aspal halus sampai lama kelamaan jalan makin menyempit dan mulai menanjak serta jalanan yang terasa sudah tidak halus lagi, tidak ada lagi lampu penerangan jalan hanya lampu mobil yang menerangi jalan. Hawa dingin pun mulai terasa menerpa tubuh di antara goncangan mobil yang terus menderu. Akhirnya kami pun sampai di Pananjakan 1, sudah banyak jeep parkir dan alhamdulillah sopir kami mendapatkan parkir yang cukup dekat dengan view poin pananjakan. Kami pun menanti azan shubuh agar dapat menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim sebelum menyaksikan salah satu keindahan ciptaan Allah SWT. Berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika wudhu di Pananjakan yang airnya dinginnya super zuper terasa sampai ke tulang maka aku telah membawa 1 botol air ukuran 1.5 L dari penginapan untuk wudhu dan cukup dipakai untuk 3 org.

Selesai shalat shubuh kami langsung mencari tempat untuk menyaksikan sunrise tapi tiba di view point Pananjakan sudah penuh oleh lautan manusia.










kalo ini foto Okt 2009


Selanjutnya perjalanan dilanjutkan Gunung Bromo tapi sebelumnya kami sarapan dahulu di Pananjakan dan berfoto ria dahulu di Bukit Cinta











Foto Oct 2009

Puas bernarsis ria di Bukit Cinta kami menuju gunung Bromo




                           












sangat disayangkan ketika melihat coretan di anak tangga ini, jadilah smart traveller








Puas di gunung Bromo, perjalanan kami lanjutkan ke destinasi berikutnya yaitu bukit teletubies. Namun karena sinar matahari yang begitu terik dan tubuh yang sudah kelelahan maka indahnya bukit teletubies hanya kami lihat dari dalam mobil. Mungkin lain kali, kami akan berhenti di Bukit Teletubies untuk bernarsis ria. Sepanjang perjalanan pulang kami disuguhi dengan pemandangan yang indah walaupun jalan yang kami lalui cukup kecil, kanan kiri terlihat jurang. Kami pun kembali ke Malang dalam keadaan tubuh yang begitu lelah, semua terdiam dalam mobil alias tidur. Setibanya di kota Malang kami pun mampir untuk makan siang di Rawon Nguling, tempat yang direkomendasikan oleh pak Supir. Selesai makan siang kami pun segera kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan segera check out pd pukul 14.00. Tapi sebelum meninggalkan penginapan kami sempatkan untuk bernarsis dahulu. Jika aku ke Malang, aku akan kembali menginap di tempat ini karena selain harga yang murah, tempatnya pun bersih dan nyaman.









Taksi yang dipesan pun datang untuk mengantar kami ke Stasiun kereta kota baru Malang. Taksi di Malang berupa avanza dan 1 avanza pun diisi oleh 6 orang beserta koper-kopernya dan dus-dus yang berisi oleh-oleh. Awalnya pak sopir taksi keberatan tapi setelah dibujuk beliau pun mau secara jaraknya cuma deket hanya sekitar 5-10 menit dan dus-dus tsb walaupun terlihat banyak dan memenuhi bagian belakang mobil tapi ringan karena isinya hanya aneka keripik. Sore itu, kepulangan kami diiringi oleh hujan, kami bersyukur hujan tidak turun selama kami berwisata di kota Malang dan sekitarnya. Akhirnya tepat pukul 16.00 kereta pun perlahan mulai meninggalkan Stasiun Kota Baru. Bye-bye Malang........











Tidak ada komentar:

Posting Komentar