WISATA KULINER DI MALANG

Jalan-jalan ke suatu tempat atau daerah pasti akan mencari makanan khas daerah setempat. Begitu juga dengan perjalanan kami ke Malang, selain oleh-oleh khas Malang yaitu aneka kripik khas buah maka kami pun mencoba makanan daerah setempat. Hari pertama tiba di Malang, tujuan kami adalah kota Batu yaitu Jatim Park 2 dan wisata Coban Rondo. Kunjungan pertama adalah Coban Rondo, sesampainya di sana, di parkiran Coban Rondo, terlihat beberapa lapak pedagang dan penjual gerobak makanan, salah satunya adalah Cilok. Entah kenapa ketika melihat gerobak cilok, aku penasaran ingin mencoba Cilok Malang. Cilok Malang pun dibeli ketika kami akan meninggalkan Coban Rondo. Untuk isi cilok malang lebih variasi, beda dg cilok Jakarta.

Cilok di Coban Rondo, sumber foto : http://ririnoktivia.blogspot.com

Perjalanan dilanjutkan ke Jatim Park 2. Sebelum masuk ke Jatim Park 2, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Di depan/seberang Jatim Park 2 ada  beberapa kios makanan, kami pun memilih makan bakso. Untuk rasa lumayan.....standar lah.

Sore hari menjelang maghrib, kami keluar dari Jatim park 2 menuju Alun-alun kota Batu. Target kuliner berikutnya adalah Ketan legenda yang terletak di sebrang alun-alun kota Batu. Ketika kami tiba di Ketan legenda, antrian sudah panjang dan kursi pun sudah terisi oleh konsumen. Tugas pun dibagi 4 orang mencari tempat, 2 org antri utk memesan aneka ketan. 6 porsi ketan pun dipesan dengan aneka toping dan 6 gelas susu coklat. Setelah icip-icip 6 aneka ketan dg toping yang berbeda maka favoritku adalah ketan susu durian dan ketan susu keju meises......hmmmm......yummy. Selain ketan susu, pos ketan ini juga menjual aneka gorengan, yang saat itu terlihat adalah tahu isi goreng.





Selesai makan ketan susu, perjalanan pun dilanjutkan kembali ke kota malang. Tiba di kota malang, wisata kuliner selanjutnya adalah Resto Inggil yang terletak di Jl.Gajah Mada no.4 Malang (dekat dengan stasiun kereta Kota Baru). Resto Inggil menganut konsep jadul ala jawa. Ketika memasuki bangunan resto maka yang pertama terlihat benda-benda kuno seperti beberapa telepon jadul, radio jadul, sepeda ontel, alat pemutar piringan hitam, mesin ketik dan mesin jahit jadul dan masih banyak hiasan dinding lainnya yang bersifat jadul. Untuk rasa cukup lumayan dan harganya yang masih dijangkau oleh kocek, standar - tidak terlalu mahal.














Selesai makan kemudian kami pergi ke toko oleh-oleh khas Malang yang berada di daerah Sanan, Malang. Daerah ini cukup terkenal dengan sentra industri tempe dan keripik tempenya. Toko oleh-oleh yang sudah terkenal di daerah tersebut adalah Lancar Jaya, ramai pengunjung yang sedang berbelanja. Toko Lancar Jaya menyediakan aneka keripik buah dan keripik tempe dengan aneka rasa. Untukku keripik tempe rasa original atau jeruk purut tetaplah yang paling enak jika dibandingkan dengan keripik tempe yang sudah bervariasi rasanya tsb.

Di hari ke-2 di kota Malang, kuliner berikutnya yang kami coba adalah Bakso Bakar Pak Man yang terletak di Jl.Diponegoro no.19 Malang. Seporsi harga bakso bakar isi 10 kalo gak salah Rp.15.000. Selain bakso bakar tersedia juga bakso kuah biasa. Untuk bakso kuah biasa, kita ambil sendiri baik dari mie, bakso sampai kuahnya, 1 butir bakso dihargai Rp.1500. Sedangkan bakso bakar tetap harus dipesan karena kan harus dibakar dahulu. Selesai puas makan bakso bakar Pak man, kami pun kembali ke penginapan dan ternyata letak bakso bakar pak Man sangat dekat dengan penginpan kami, dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki.



Wisata kuliner di hari ketiga adalah Rawon Nguling yang terletak di Jl Zainal Arifin no.62 Klojen Malang. Rawon Nguling ini direkomendasikan oleh supir trooper kami setelah kami dari Bromo. Ketika kami pesan makanan di menunya tidak terdapat daftar harga maka kami pun tidak tahu berapa harga per porsi untuk menu-menu tersebut. Kami pun memesan 6 rawon beserta 6 nasinya, 1 gado-gado, 3 telur asin, 1 tempe-tahu penyet dan tentunya minuman sesuai dengan selera masing-masing. Ketika pesanan kami datang, aku terkejut sekali dengan porsi nasinya yang cukup besar, akhirnmya 1 nasi pun dicancel. Potongan daging dalam menu rawon tsb menurutku juga banyak. Menurutku pula, untuk ukuran aku, 1 porsi rawon + nasinya dimakan berdua. Di Rawon Nguling, aku justru suka dengan Tempe-tahu penyetnya dibandingkan dengan rawonnya dan gado-gadonya yang menurutku rasanya agak manis. Kami cukup terkejut ketika kami membayar makanan tsb di kasir karena semuanya berjumlah 398ribu sekian untuk makanan yang tadi aku sebutkan dan 1 porsi makanan pak sopir. Tapi harga makanan yang dipesan oleh pak sopir hanya Rp.13.000 berarti sisanya adalah makanan kami. Sampai saat ini pun aku tidak tahu harga per porsi makanan yang kami pesan karena billing hilang saat di perjalanan dan aku tidak terlalu banyak bertanya ketika harus membayar billing tsb. Memang ukuran porsi rawon-nya menurut "big portion" begitu pun juga dengan gado-gadonya, mungkin ini juga yang menyebabkan harganya mahal.




MENANTI SUNRISE DI PANANJAKAN - BROMO

Previous post  Pantai Kondang Merak

Setibanya di penginapan sekitar jam 20.00, kami langsung bersih-bersih dan tidur karena kami cukup lelah setelah seharian mengunjungi 3 pantai di Malang dan Jam 24.00 kami harus sudah berangkat menuju Pananjakan. Jam 23.00 kami terbangun, alhamdulillah aku dapat tidur dengan pulas walaupun hanya beberapa jam saja. Kami segera mempersiapkan diri, cuci muka dan sikat gigi karena sebelum tidur semalam sudah mandi jadi bangun tengah malam ini tidak mandi lagi.

Akhirnya mobil jemputan pun datang, kali ini kami tidak menggunakan mobil penginapan karena kami akan ke pananjakan, bromo melalui jalur Malang-Tumpang maka kami sudah menyewa Troopers. Sebenarnya awalnya mobil yang kami pesan adalah Landcruiser tapi di jam-jam terakhir aku ditelepon oleh pihak yang menyewakan mobil bahwa Landcruisernya rusak sehingga tidak dapat digunakan dan kami mendapatkan Troopers, tentu saja kami sangat kecewa.

Perjalananku ke Bromo bersama dengan 5 teman kantor merupakan kunjunganku yang kedua kalinya. Pertama kali menginjakkan kaki di Gunung Bromo pada tahun 2009 bersama suami dan keponakan yang tinggal di Malang dan kami masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melalui jalur Probolinggo - Tongas - Sukapura - Cemoro Lawang. Berbeda dengan kunjunganku yang pertama maka kunjunganku yang kedua ini aku memilih rute Malang - Tumpang - Gubugklakah - Ngadas - Jemplang - Pananjakan yang berjarak sekitar 56 km. Selain 2 rute tsb masih ada 2 rute yang lainnya jika ingin berkunjung Gunung Bromo yaitu Jalur Pasuruan dan Jalur Lumajang. Di Jalur Pasuruan ini dapat ditempuh melalui 2 akses yang berbeda yaitu yang pertama Pasuruan - Warungdowo - Ranggeh - Puspo - Tosari - Gunung Bromo bagi pengunjung yang berangkat dari kota Surabaya sedangkan jalur yang kedua yaitu Purwodadi - Nangkojajar - Tosari - Bromo bagi pengunjung yang berangkat dari Malang. Sedangkan jalur Lumajang adalah Senduro - Bumo - Ranu Pane.

Jam 24.00 kami mulai meninggalkan penginapan, suara deru mesin membelah kesunyian kota Malang menuju TNBTS melalui jalur Tumpang. Dari Jalanan aspal halus sampai lama kelamaan jalan makin menyempit dan mulai menanjak serta jalanan yang terasa sudah tidak halus lagi, tidak ada lagi lampu penerangan jalan hanya lampu mobil yang menerangi jalan. Hawa dingin pun mulai terasa menerpa tubuh di antara goncangan mobil yang terus menderu. Akhirnya kami pun sampai di Pananjakan 1, sudah banyak jeep parkir dan alhamdulillah sopir kami mendapatkan parkir yang cukup dekat dengan view poin pananjakan. Kami pun menanti azan shubuh agar dapat menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim sebelum menyaksikan salah satu keindahan ciptaan Allah SWT. Berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika wudhu di Pananjakan yang airnya dinginnya super zuper terasa sampai ke tulang maka aku telah membawa 1 botol air ukuran 1.5 L dari penginapan untuk wudhu dan cukup dipakai untuk 3 org.

Selesai shalat shubuh kami langsung mencari tempat untuk menyaksikan sunrise tapi tiba di view point Pananjakan sudah penuh oleh lautan manusia.










kalo ini foto Okt 2009


Selanjutnya perjalanan dilanjutkan Gunung Bromo tapi sebelumnya kami sarapan dahulu di Pananjakan dan berfoto ria dahulu di Bukit Cinta











Foto Oct 2009

Puas bernarsis ria di Bukit Cinta kami menuju gunung Bromo




                           












sangat disayangkan ketika melihat coretan di anak tangga ini, jadilah smart traveller








Puas di gunung Bromo, perjalanan kami lanjutkan ke destinasi berikutnya yaitu bukit teletubies. Namun karena sinar matahari yang begitu terik dan tubuh yang sudah kelelahan maka indahnya bukit teletubies hanya kami lihat dari dalam mobil. Mungkin lain kali, kami akan berhenti di Bukit Teletubies untuk bernarsis ria. Sepanjang perjalanan pulang kami disuguhi dengan pemandangan yang indah walaupun jalan yang kami lalui cukup kecil, kanan kiri terlihat jurang. Kami pun kembali ke Malang dalam keadaan tubuh yang begitu lelah, semua terdiam dalam mobil alias tidur. Setibanya di kota Malang kami pun mampir untuk makan siang di Rawon Nguling, tempat yang direkomendasikan oleh pak Supir. Selesai makan siang kami pun segera kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan segera check out pd pukul 14.00. Tapi sebelum meninggalkan penginapan kami sempatkan untuk bernarsis dahulu. Jika aku ke Malang, aku akan kembali menginap di tempat ini karena selain harga yang murah, tempatnya pun bersih dan nyaman.









Taksi yang dipesan pun datang untuk mengantar kami ke Stasiun kereta kota baru Malang. Taksi di Malang berupa avanza dan 1 avanza pun diisi oleh 6 orang beserta koper-kopernya dan dus-dus yang berisi oleh-oleh. Awalnya pak sopir taksi keberatan tapi setelah dibujuk beliau pun mau secara jaraknya cuma deket hanya sekitar 5-10 menit dan dus-dus tsb walaupun terlihat banyak dan memenuhi bagian belakang mobil tapi ringan karena isinya hanya aneka keripik. Sore itu, kepulangan kami diiringi oleh hujan, kami bersyukur hujan tidak turun selama kami berwisata di kota Malang dan sekitarnya. Akhirnya tepat pukul 16.00 kereta pun perlahan mulai meninggalkan Stasiun Kota Baru. Bye-bye Malang........