Sebelumnya
Keindahan Pantai Pink & Tanjung Ringgit
Hari kedua di Lombok, perjalanan hari ini merupakan trip hari pertama acara KJJI. Hampir seluruh peserta gathering nasional KJJI yang ke IX sudah berada di penginapan pagi itu. Bis pun meluncur ke tujuan pertama yaitu Tanjung Aan yang terletak di Lombok Tengah tapi kami mampir terlebih dahulu Bandara International Lombok untuk menjemput 1 peserta yang baru tiba di Lombok pagi itu. Perjalanan dari kota Mataram menuju pantai Tanjung Aan mungkin sekitar 1,5 jam dengan kondisi jalanan lancar. Tanjung Aan masih berada dalam satu garis pantai dengan Pantai Kuta Lombok. Tanjung Aan memiliki garis pantai yang cukup panjang mungkin sekitar 1 km. Sesampainya di Tanjung Aan, kami langsung naik ke atas bukit yang terletak tidak jauh dari parkiran dan Subhanallah.......sungguh indah ciptaan Mu ya Allah. Dari atas bukit ini, kami dapat melihat birunya air laut yang begitu jernih disertai dengan ombak yang tenang dan pasir putih yang menghiasi pantai Tanjung Aan.
Dari Tanjung Aan ini, kami menuju Pantai Batu Payung yang terletak tidak jauh Pantai Tanjung Aan dengan menyewa perahu. Inilah cara tercepat menuju Pantai Batu Payung. Terkenal dengan nama Batu Payung karena di pantai tersebut terdapat karang yang besar yang membentuk seperti payung. Selain menyewa perahu, Pantai Batu Payung dapat ditempuh dengan berjalan kaki tapi tentu saja membutuhkan beberapa menit. Berjalan kaki ini hampir saja akan kami lakukan ketika kami akan kembali ke Pantai Tanjung Aan dari Pantai Batu Payung. Hal ini disebabkan karena melihat kondisi ombak yang semakin siang terlihat semakin besar. Namun hal tersebut diurungkan oleh panitia karena sebagian dari kami tidak menggunakan alas kaki karena ditinggal di perahu dan tanah yang kami pijak tentu saja terasa panas tanpa alas kaki. Pantai Batu Payung tidak seperti pantai-pantai di sekelilingnya yang berpasir putih tapi merupakan rangkaian karang-karang. Di Pantai Batu Payung pun kita bisa menikmati keindahan alam sekelilingnya dari atas bukit.
Dari Pantai Tanjung Aan perjalanan dilanjutkan ke tujuan berikutnya yaitu Pantai Kuta. Setibanya di Pantai Kuta, kami langsung makan siang dan sedikit pun aku tidak meng-explore pantainya karena tahun lalu aku sudah cukup puas menikmati Pantai Kuta dan siang hari itu panas pun begitu terik membuat kami malas bergerak terlalu jauh.
Dari Pantai Kuta perjalanan dilanjutkan ke Pantai Mawun. Pantai Mawun saat ini menjadi salah satu tujuan favorit di Lombok. Seperti pantai-pantai di Lombok, pantai ini pun berpasir putih dengan pemandangan yang indah, ombak yang tenang, bentuk pantai yang menyerupai tapal kuda yang sedikit melebar akan menarik setiap orang yang mengunjunginya dan mengabadikannya dalam jepretan kamera. Sebelah kanan dan kiri Pantai Mawun diapit oleh bukit-bukit. Dari sebuah blog yang pernah aku baca, jika mau trekking ke atas bukit maka akan didapati sebuah pemandangan yang lebih eksotis. Dari atas bukit tersebut dapat dilihat garis pantai yang berkelak-kelok. Di lokasi ini pun menjadi tempat yang indah untuk mengabadikan sunset. Keindahan pemandangan dari atas bukit ini belum sempat aku lakukan karena terik siang itu yang begitu panas membuat kami hanya sedikit narsis dan duduk di satu spot di pantai Mawun dan memandang keindahan sekelilingnya.
Tujuan berikutnya di trip hari pertama KJJI adalah Desa Sade. Desa Sade merupakan desa wisata di Lombok yang tetap mempertahankan adat suku Sasak dan masih mempertahankan keaslian desa walaupun terletak di pinggir jalan raya yang telah beraspal mulus. Hal ini dapat terlihat dari tembok bangunan yang masih terbuat dari anyaman bambu, beratapkan ijuk dan beralaskan tanah atau plesteran semen. Salah satu keunikan dari Desa Sade adalah penggunan kotoran kerbau sebagai alat untuk membersihkan lantai. Selain itu keunikan lainnya adalah adat pernikahan suku sasak.
Dalam adat pernikahan suku sasak terdapat istilah kawin culik yaitu calon suami melakukan penculikan terhadap calon istrinya. Tentu saja penculikan ini tetap harus memperhatikan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh lembaga adat. Waktu penculikan telah disepakati oleh calon suami dan calon istri namun tidak boleh diketahui oleh orang termasuk orang tua sang mempelai wanita dan tidak boleh dilaksanakan siang hari untuk dibawa menuju kediaman calon mempelai pria. Apabila calon mempelai wanita berhasil diculik maka keluarga mempelai pria akan melakukan upacara adat untuk melakukan penyambutan. Keesokan paginya maka keluarga dari calon mempelai pria akan akan datang ke rumah calon mempelai wanita untuk memberitahukan bahwa anak gadisnya telah dipersunting oleh anaknya. Puncak dari adat perkawinan ini adalah pada saat rombongan keluarga laki-laki mendatangi kediaman mempelai wanita, kedatangan rombongan laki-laki ini disebut dengan Nyongkol. Di Desa Sade pun, kita bisa membeli kain tenun, kaos atau pernak-pernik lainnya sebagai oleh-oleh.
Dari Desa Sade, kami pun kembali ke kota Mataram dan kami langsung melanjutkan untuk makan malam di rumah makan Ayam Taliwang namun aku lupa namanya. Setelah merasakan ayam taliwang di sini, tetap bagiku lebih maknyus rasa ayam taliwang di kedai "Ini baru Taliwang" yang terletak di seberang Hotel Ratih. Akhirnya trip hari pertama dengan teman-teman KJJI pun selesai.
bersambung ke
Air Terjun Sendang Gile & Tiu Kelep
Artikel Menarik lainnya
Jalan-jalan ke Bangkok
Indahnya Coban Rondo
Pesona Telaga Sarangan Magetan