Liburan......yeaaa....itulah waktu untuk menghilangkan segala penat dari kesibukan pekerjaan. Untuk bisa berlibur pun tidak harus pergi ke luar kota, kita bisa menikmatinya dengan tidur sepuasnya dirumah tapi yang punya anak kecil jangan berharap ini bisa dilakukan hehehe.....nge-mall pun merupakan liburan dan ini pastinya sangat digemari oleh kaum hawa. Berhubung ada undangan pernikahan dari keponakan di daerah Salatiga pada 4 November 2016 dan tinggal di sana selama 3 hari maka perjalananan pun dilanjutkan ke Yogyakarta pada tgl 6 November. Dari Salatiga kami naik bis menuju Yogyakarta dengan tujuan Hotel H*m *lat**um Malioboro. Hari pertama tiba di Malioboro, kami hanya berkeliling sekitar Malioboro dan menikmati angkringan yang buka mulai pukul 6 sore menjelang malam. Di angkringan ini tersedia sego kucing, aneka macam gorengan atau pun lauk pauk dan minumannya yang terkenal adalah kopi Joss. Kopi yang disajikan panas kemudian diberi arang, katanya sih dengan dimasukkannya arang membuat kopi tersebut jadi rendah kaffein. Penasaran dengan rasa kopi Joss, aku pun mencobanya dan rasanya sama saja seperti kopi biasa, tidak ada rasa areng seperti yang aku bayangkan. Selain mencoba kopi Joss, aku pun mencoba sego kucing dan yang membuat rasa enak di sego kucingnya adalah sambalnya.
Kopi Joss
Keesokan harinya, tujuan kami adalah Tebing Breksi yang katanya lagi booming di Instagram dan salah satu wisata terbaru di Yogya. Tebing Breksi berada di desa Sambirejo, Prambanan kabupaten Sleman. Tebing Breksi awalnya adalah bukit kapur yang dimanfaatkan batuan kapurnya untuk ditambang. Namum lama-kelamaan kegiatan penambangan pun berhenti dan tempat ini ditinggalkan karena adanya larangan dari pemda. Larangan ini muncul karena dalam batuan kapur breksi mengandung endapan abu vulkanik dari gunung api Purba Nglanggeran yang masih merupakan cagar budaya dan patut untuk dilestarikan. Bekas-bekas penambangan tersebut menghasilkan ornamen-ornamen pahatan yang indah.
Untuk tiket masuk ke Tebing Breksi waktu itu, kami hanya dipungut uang parkir saja. Untuk lokasi parkir masih belum tertata rapi sehingga apabila hujan maka akan banyak genangan air di sekitar areal parkir. Jika melihat beberapa dinding Tebing Breksi, ada beberapa bagian yang pahatan telah dibentuk dengan sengaja untuk menarik wisatawan, jadi bukan lagi sekedar sisa hasil penambangan.
Dari Tebing Breksi, perjalanan pun dilanjutkan ke Candi Ijo yang berlokasi tidak jauh dari Tebing Breksi, mungkin sekitar 1 km dari Tebing Breksi. Candi Ijo merupak candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi yang lain di Yogyakarta. Dikenal dengan Candi Ijo karena candi ini didirikan di Bukit Hijau atau Gumuk Hijau sekitar abad ke-9 dan merupakan komplek percandian Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar