Tampilkan postingan dengan label Asakusa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asakusa. Tampilkan semua postingan

BIAYA SELAMA DI JEPANG 7H7M - TRIP MURAH KE JEPANG

Cerita sebelumnya Jakarta - KL - Osaka

Dari awal tulisan ini berjudul jalan hemat, untuk itu kurang seru kalau tidak diinformasikan biaya yang kami keluarkan selama di Jepang. Jika kalian pergi lebih dari 4 orang, saya menyarankan sewa apartemen karena bisa mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan hostel tapi kekurangannya adalah jika kalian datang lebih awal sebelum waktu check in maka kalian tidak bisa titip tas apalagi numpang mandi kecuali anda bisa melakukan negosiasi sehingga diizinkan masuk lebih awal. Berdasarkan pengalaman nego dengan pemilik rumah di Tokyo, kami diizinkan check in lebih awal karena kami akan check out pada jam 7 pagi keesokan harinya.  Jika menginap di hostel kelebihannya adalah bisa titip tas dan numpang mandi. Biaya penginapan di bawah adalah 1 malam di Osaka, 1 malam di Tokyo, 2 malam di Kyoto dan 2 malam berada di willer bus.

Untuk makan selama di Jepang, kami memang lebih sering makan onigiri untuk menghemat biaya dan yang paling enak adalah rasa mayo tuna. Selain mie instan kami juga membawa rendang, kering teri, kering kentang, kacang ijo mentah dan santan instan dari Jakarta sedangkan nasi dapat dibeli di minimarket di Jepang walaupun teman ada juga yang membawa nasi untuk makan hari pertama di Jepang. Kami memang berhemat dalan makanan tapi sesekali kami juga jajan makanan yang harganya sedikit mehong, icip-iciplah 😊. Ketika di Kyoto kami sempat belanja telor mentah, untuk dibuat telur dadar untuk sarapan esok hari.





Untuk oleh-oleh, aku berbelanja sekedarnya, 15 buah magnet kulkas yang aku beli di Asakusa sebelum kuil Sensoji, 5 buah tas yang terbuat dari bahan dengan gambar beberapa kota di Jepang yang aku beli di 3coins Kyoto (kalau tidak salah di sekitar stasiun), 2 atau 3 makanan kecil yang aku beli di toko Don Quijote - Asakusa, 1 buah kaus kaki dan 1 buah topi di Daiso Harajuku (kalau ini untuk dipakai sendiri), 1 buah magnet kulkas USJ dan 1 buah tumbler Disneyland. Asakusa, 3coin, Don Quijote, Daiso merupakan tempat yang murah untuk beli oleh-oleh di Jepang. Dari beberapa oleh-oleh yang aku beli tentu yang mahal adalah souvenir USJ dan Disneyland. Walaupun di Indonesia ada Daiso tapi lebih recomended kalo beli di tempat asalnya. Total pengeluaranku untuk travelling ke Jepang sekitar 13 juta (kurang/lebih) jika ditambahkan dengan biaya transportasi dari rumah ke bandara Soetta. Untuk harga perorangan dari penginapan, mobile wifi dan bagasi merupakan nilai yang telah dibagi 5. Walaupun biaya hidup di Jepang itu mahal, semua bisa disiasati, jadi jangan takut untuk pergi ke negeri Sakura.

 Magnet kulkas yg beli di Asakusa, 
magnet ini dijual dalam 1 packing isi 3 beda model


 Magnet kulkas yang dibeli di USJ


Tumbler yang dibeli di Tokyo Disneyland


ASAKUSA & HARAJUKU - TRIP MURAH KE JEPANG

Cerita sebelumnya Universal Studio Jepang

Sekitar jam 07.30 pagi kami pun tiba di stasiun Shinjuku yang merupakan stasiun terbesar di Tokyo, hari ketiga kami di negeri Sakura tepatnya di Tokyo 9 Agustus 2016. Sebelum melanjutkan perjalanan  ke penginapan dalam rangkaian trip murah ini, kami mencari loker dan menanyakan halte willer bis untuk keberangkatan besok malam menuju Kyoto karena di Tokyo hanya 2 hari 1 malam. Perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan kereta JR menuju stasiun Koenji. Ternyata jalur kereta di Tokyo lebih rumit dari Osaka, kami sempat bingung memilih jalur kereta yang harus kami tumpangi walaupun sebelumnya kami sudah bertanya pada seorang wanita lokal karena dalam 1 jalur terdapat lebih dari satu kereta yang lewat dengan tujuan akhir yang berbeda. Untuk bisa berhenti di stasiun Koenji maka kami harus naik kereta yang memiliki tujuan akhir Mitaka dan ini bisa dilihat di display yang terdapat di lokomotifnya. Namun setibanya di stasiun Koenji, kami belum bisa check in karena dari hasil nego kami dengan pemilik penginapan, kami diperbolehkan check in lebih awal di jam 10 pagi dan check out jam 8 pagi sehingga kami pun menunggu di stasiun sampai jam 09.30.


Pemandangan dari stasiun Koenji

Alhamdulillah perjalanan menuju penginapan tidak nyasar seperti saat di Osaka. Penginapan kali ini bukan di apartemen tapi sebuah rumah kecil yang hanya terdiri 1 ruangan tanpa sekat, dapur, toilet, kamar mandi serta model tempat tidur tatami sehingga ketika tatami dilipat, ruangan terasa lebih luas. Ketika kami tiba di penginapan, kami masih bertemu dengan pria sang pemilik yang dilihat dari wajah dan bodynya merupakan perpaduan antara Jepang dan Eropa. Di dalam rumah tertulis tata tertib selama tinggal di tempat tersebut, salah satunya adalah dilarang berisik atau gaduh dan sang pemilik juga menginformasikan jika ada tetangganya yang bertanya tentang kami, katakan kalau kami adalah teman sang pemilik rumah bukan menyewa dari Airbnb karena ternyata orang-orang jepang tidak suka jika di lingkungannya ada rumah yang disewakan melalui Airbnb. Aktivitas pertama yang dilakukan ketika tiba di penginapan selain beristirahat adalah langsung mencuci baju karena melihat ada mesin cuci, tentunya setelah mendapat ijin dari sang pemilik termasuk ijin untuk menggunakan deterjennya. 

Selesai makan siang dan cuci baju, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Asakusa dengan tujuan pemberhentian stasiun Asakusa. Setibanya di gerbang Asakusa, kami pun mencari spot untuk berfoto, sore itu Asakusa cukup ramai. Bersamaan itu pula kami mendengar seseorang yang menyapa kami dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kami pun mencari suara itu yang ternyata warga Jepang yang berprofesi sebagai penarik "Jinrikisha" atau becak ala Jepang yang ditarik dengan tenaga manusia. Asakusa terletak di pinggir kota Tokyo namun tempat ini banyak diminati oleh wisatawan baik asing maupun lokal. Selain kuil, di Asakusa ini juga terkenal dengan tempat belanja oleh-oleh yang murah.  Untuk mencari oleh-oleh di sini lebih baik cek harga dahulu di beberapa toko jika memang masih memiliki waktu yang banyak. Di sekitar Asakusa pun terdapat 1 toko oleh-oleh yang katanya halal yang bernama Don Quijote dan kami pun berkunjung ke sana. Menurutku toko ini tidak terlalu spesifik menjual oleh-oleh halal. Untuk oleh-oleh makanan produksi negeri sakura rata-rata belum ada logo halal dan ketika menemukan makanan yang berlogo halal ternyata diproduksi oleh negara lain. Ketika mencari toko Don Quijote, kami bertemu dengan rombongan anak remaja yang berpakaian kimono, saat yang tepat bagi kami untuk meminta foto bersama dan ternyata mereka pun meminta foto lagi dengan menggunakan hp mereka, wahyu senangnya bisa mengabadikan moment ini. Selesai berbelanja kami mencari restauran Naritaya yang merupakan restauran ramen halal di Asakusa. Harga termurah dari menu di Naritaya pada saat kami berkunjung adalah 1000 yen. 






















Lokasi di sekitar restauran Naritaya





Dari Asakusa, perjalanan dilanjutkan ke Harajuku. Harajuku adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar stasiun JR Harajuku sampai Omotesando, distrik Shibuya, Tokyo. Area ini banyak dipenuhi oleh pertokoan, butik dan kafe. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul, lebih tepatnya di sepanjang jalan Takeshita. Ketika berjalan-jalan di kawasan Harajuku ini, kami menemukan toko Daiso yang menjual barang cukup murah, hampir sebagian besar harganya berkisar di 100 yen. 













Cerita berikutnya Disneyland & Shibuya