NIKMATNYA IBADAH UMROH

Setelah 4 hari 3 malam di Madinah, kami pun mulai perjalanan ke Mekah dan langsung melaksanakan umroh pertama. Sebelum berangkat, kami dianjurkan untuk melakukan mandi sebagaimana mandi junub sebelum menggunakan pakaian ihram. Pakaian ihram bagi laki-laki berupa 2 lembar kain yang tidak berjahit yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Untuk wanita memakai pakaian yang telah disyariatkan untuk menutup seluruh tubuhnya namun dilarang untuk menggunakan cadar dan sarung tangan. Berikut ini 5 rukun umroh yaitu Ihram (niat umroh), Thawaf, Sa'i, Bercukur dan Tertib. Dalam umroh atau haji ada istilah miqot yaitu batas jamaah haji dan umroh untuk mulai menggunakan pakaian ihram dan mulai melafadzkan niat untuk berumroh atau haji. Bagi jamaah haji atau umroh yang berangkat dari arah Madinah maka miqotnya adalah Bir ALi atau Masjid Dzulhulaifah.

Bir Ali sumber https://en.wikipedia.org/

Setelah berniat melakukan umroh dan berhaji maka ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan. Larangan-larangan tersebut adalah 
1. Mencukur rambut, memotong kuku bagi yang melanggar maka dikenakan dam.
2. Menggunakan wangi-wangian atau parfum kecuali yang dipakai sebelum berihram
3. Melamar, menikah, menikahkan orang lain tetapi hal tersebut tidak mewajibkan denda karena akad tersebut dianggap tidak ada atau tidak sah.
4. Menyentuh, mencium atau sejeninsnya yang menimbulkan syahwat jika melanggar maka diwajibkan denda seekor domba.
5. Melakukan jima antara suami istri, jika melakukannya sebelum tahalul pertama maka merusak atau membatalkan haji dan diwajibkan membayar dam berupa seekor unta atau sapi atau tujuh ekor domba. Jika hal tersebut dilakukan setelah tahalul pertama maka hajinya tidak batal tapi tetap harus membayar dam.
6. Membunuh binatang buruan, jika dilanggar maka wajib membayar denda seekor hewan ternak yang besar tubuhnya mirip dengan hewan yang telah dibunuh. Sedangkan untuk binatang lau tidak ada larangan dalam membunuhnya.

Bis pun menuju kota Mekah yang berjarak sekitar 450 km dari Bir Ali. Setibanya di kota Mekah kami langsung menuju ke penginapan terlebih dahulu. Alhamdulillah jarak penginapan dengan Masjidil Haram tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar 500 meter dari batas pelataran masjid. Sebelum tiba waktu shalat Ashar rombongan kami mulai menuju Masjidil Harom untuk melaksanakan umroh. Suasana di dalam Masjidl Harom pun sudah ramai oleh jamaah yang akan melaksanakan shalat Ashar. Rangkaian ibadah Thawaf dan Sai pun kami lakukan setelah melaksanakan shalat Ashar. Suasana sekitar ka'bah sore itu cukup ramai, kami pun membentuk rangkaian yang saling berdekatan antara anggota rombongan dan tidak memberikan celah pada satu orang pun untuk masuk ke dalam rangkaian rombongan kami agar kami tidak terpecah diantara ratusan jamaah umroh. 

Thawaf dilakukan sebanyak 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir pula di Hajar Aswad. Dalam melakukan thawaf ini sebenarnya tidak ada doa atau zikir yang khusus termasuk mengikuti doa dan zikir dari buku panduan yang telah dibagikan, begitulah yang diinfokan kepada kami. Jika tidak bisa menghafal atau membaca keseluruhan bacaan di buku panduan maka cukup dengan membaca doa sapu jagat yaitu Rabbanaa Aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhirooti hasanah wa qinaa adzaa bannaar. Doa sapu jagat ini pun disunnahkan dibaca ketika jamaah berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Pada saat thawaf putaran pertama, aku mencoba untuk mengikuti bacaan di buku panduan tapi aku merasakan seperti tidak ada ruh dalam ibadah itu karena tidak bisa konsentrasi dan memaknai doa & zikir tersebut. Akhirnya aku pun memutuskan untuk memilih satu doa di dalam buku panduan. Dengan begitu membuatku fokus terhadap zikir dan artinya yang akhirnya bisa membuatku meneteskan airmata dalam thawaf tersebut. Selesai melaksanakan thawaf maka ibadah berikutnya adalah melaksanakan shalat sunah thawaf sebanyak 2 rakaat & disunnahkan melanjutkan dengan meminum air zam-zam.

Ibadah berikutnya adalah Sa'i. Sai adalah berjalan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali yang berakhir di Bukit Marwah. Perjalanan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dihitung 1x begitu juga perjalanan dari Bukit Marwah ke Bukit Shafa dihitung 1x. Persyaratan bersuci dari hadats besar dan kecil ketika mengerjakan Sa'i hukumnya dianjurkan bukan wajib sebagaimana ketika Thawaf. Selesai Sa'i selanjutnya adalah melakukan tahalul yaitu memotong sedikit rambut atau mencukur gundul lebih afdhol. Bagi wanita cukup memotong rambut sepanjang satu ruas jari. Ibadah umroh terasa begitu melelahkan ketika melakukan Sa'i karena memang jarak yang lumayan antara Bukit Shafa dan Marwah. Alhamdulillahnya Sa'i ini dilakukan di dalam ruangan tertutup dan dilengkapi AC. Selesai sudah ibadah umroh dilakukan dan kami pun menunggu waktu shalat Magrib.

Jamaah sedang melakukan Sa'i



Sumber :
https://rumaysho.com/
http://www.berhaji.com/
https://id.wikipedia.org/


Artikel menarik lainnya
Kemegahan Masjid Nabawi
Masjid Qiblatain Madinah
Grojogan Sewu Tawangmangu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar