WISATA KERATON SURAKARTA

Sebelum Air Terjun Tirtosari

Hari ketiga dikota Solo tepatnya Sabtu 3 Oktober 2015, tujuan berikutnya adalah Keraton Surakarta. Kami memarkir kendaraan di sebuah taman dimana tiket keraton dijual, ada beberapa pedagang dan ada bagian bangunan yang digunakan berjualan yang merupakan sebagian besar pedagang pakaian pasar klewer. Bangunan tersebut ternyata adalah Sasana Sumewa. Sasana Sumewa merupakan bagian utama terdepan Keraton Surakarta. Tempat ini pada zamannya digunakan sebagai tempat untuk menghadap para punggawa (pejabat menengah ke atas) dalam upacara resmi kerajaan. Ketika kami tiba di Keraton Surakarta masih begitu pagi sehingga kami belum bisa masuk. Kami pun mencoba menikmati es cendol atau istilah jawanya es dawet yang berjualan di sekitar Keraton Surakarta namun untuk rasa masih jauh dari maknyuuss. Wisata ke Keraton Surakarta merupakan salah satu liburan yang murah meriah karena harga tiket yang terjangkau. Anda pun bisa didampingi oleh guide dari keraton yang akan menjelaskan mengenai sejarah beserta bangunan dan benda-benda bersejarah yang berada di keraton namun guide ini tentu saja tidak gratis.


Sasana Sumewa


Kesultanan Surakarta merupakan kelanjutan dari Kesultanan Mataram. Pada masa Sri Susuhunan Pakubuwana II, Mataram mendapatkan serangan dari pemberontakan orang-orang Tionghoa yang mendapat dukungan dari oran-orang Jawa yang anti VOC pada tahun 1742 dan Mataram yang saat itu berpusat di Kertasura mengalami keruntuhan. Kota Kertusura berhasil direbut kembali dengan bantuan dari Adipati Cakraningrat IV, penguasa Madura Barat yang merupakan sekutu VOC namun keadaan kota Kertasura sudah rusak parah. Sri Susuhunan yang menyingkir ke Ponorogo kemudian memutuskan untuk membangun istana baru di Desa Sala sebagai ibukota Mataram yang baru. 

Untuk pembangunan keraton ini, Sri Susuhunan Pakubuwana II membeli tanah seharga selaksa keping emas yang diberikan kepada lurah Desa Sala yaitu Ki Gede Sala. Saat keraton dibangun, Ki Gede Sala meninggal dunia dan dimakamkan di sekitar area keraton. Setelaht istana kerajaan selesai dibangun, nama desa Sala kemudian diganti menjadi Surakarta Hadiningrat. Istana ini pun telah menjadi saksi bisu atas penyerahan kedaulatan kesultanan Mataram dari Sri Susuhunan Pakubuwana II kepada VOC pada tahun 1749. Setelah perjanjian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi Kasunanan Surakarta. Saat ini sebagian komplek keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan termasuk barang-barang pemberian dari raja-raja eropa, replika pusaka keraton dan gamelan. 

Bagi yang ingin berkunjung ke Keraton Surakarta harap menggunakan sepatu karena ada sebuah area yang jika ingin masuk ke dalamnya tidak diperbolehkan menggunakan sandal sehingga sandal tersebut harus dilepas. Wisata ke Keraton Surakarta ini merupakan hal yang menarik bagi suamiku karena suamiku menyukai cerita sejarah dari kerajaan-kerajaan Jawa. Di Keraton ini pun suamiku sempat membeli sebuah lembaran yang berisi silsilah raja-raja Surakarta namun sayangnya lembaran tersebut tertinggal di rumah kakak.



Bangsal Witana
tempat persemayaman pusaka 
kebesaran kerajaan selama berlangsungnya upacara
























Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/


Artikel menarik lainnya
Wisata Kota Batu Malang
Wisata Dieng
Menikmati Green Canyon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar