WISATA KERATON SURAKARTA

Sebelum Air Terjun Tirtosari

Hari ketiga dikota Solo tepatnya Sabtu 3 Oktober 2015, tujuan berikutnya adalah Keraton Surakarta. Kami memarkir kendaraan di sebuah taman dimana tiket keraton dijual, ada beberapa pedagang dan ada bagian bangunan yang digunakan berjualan yang merupakan sebagian besar pedagang pakaian pasar klewer. Bangunan tersebut ternyata adalah Sasana Sumewa. Sasana Sumewa merupakan bagian utama terdepan Keraton Surakarta. Tempat ini pada zamannya digunakan sebagai tempat untuk menghadap para punggawa (pejabat menengah ke atas) dalam upacara resmi kerajaan. Ketika kami tiba di Keraton Surakarta masih begitu pagi sehingga kami belum bisa masuk. Kami pun mencoba menikmati es cendol atau istilah jawanya es dawet yang berjualan di sekitar Keraton Surakarta namun untuk rasa masih jauh dari maknyuuss. Wisata ke Keraton Surakarta merupakan salah satu liburan yang murah meriah karena harga tiket yang terjangkau. Anda pun bisa didampingi oleh guide dari keraton yang akan menjelaskan mengenai sejarah beserta bangunan dan benda-benda bersejarah yang berada di keraton namun guide ini tentu saja tidak gratis.


Sasana Sumewa


Kesultanan Surakarta merupakan kelanjutan dari Kesultanan Mataram. Pada masa Sri Susuhunan Pakubuwana II, Mataram mendapatkan serangan dari pemberontakan orang-orang Tionghoa yang mendapat dukungan dari oran-orang Jawa yang anti VOC pada tahun 1742 dan Mataram yang saat itu berpusat di Kertasura mengalami keruntuhan. Kota Kertusura berhasil direbut kembali dengan bantuan dari Adipati Cakraningrat IV, penguasa Madura Barat yang merupakan sekutu VOC namun keadaan kota Kertasura sudah rusak parah. Sri Susuhunan yang menyingkir ke Ponorogo kemudian memutuskan untuk membangun istana baru di Desa Sala sebagai ibukota Mataram yang baru. 

Untuk pembangunan keraton ini, Sri Susuhunan Pakubuwana II membeli tanah seharga selaksa keping emas yang diberikan kepada lurah Desa Sala yaitu Ki Gede Sala. Saat keraton dibangun, Ki Gede Sala meninggal dunia dan dimakamkan di sekitar area keraton. Setelaht istana kerajaan selesai dibangun, nama desa Sala kemudian diganti menjadi Surakarta Hadiningrat. Istana ini pun telah menjadi saksi bisu atas penyerahan kedaulatan kesultanan Mataram dari Sri Susuhunan Pakubuwana II kepada VOC pada tahun 1749. Setelah perjanjian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi Kasunanan Surakarta. Saat ini sebagian komplek keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan termasuk barang-barang pemberian dari raja-raja eropa, replika pusaka keraton dan gamelan. 

Bagi yang ingin berkunjung ke Keraton Surakarta harap menggunakan sepatu karena ada sebuah area yang jika ingin masuk ke dalamnya tidak diperbolehkan menggunakan sandal sehingga sandal tersebut harus dilepas. Wisata ke Keraton Surakarta ini merupakan hal yang menarik bagi suamiku karena suamiku menyukai cerita sejarah dari kerajaan-kerajaan Jawa. Di Keraton ini pun suamiku sempat membeli sebuah lembaran yang berisi silsilah raja-raja Surakarta namun sayangnya lembaran tersebut tertinggal di rumah kakak.



Bangsal Witana
tempat persemayaman pusaka 
kebesaran kerajaan selama berlangsungnya upacara
























Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/


Artikel menarik lainnya
Wisata Kota Batu Malang
Wisata Dieng
Menikmati Green Canyon

PERJALANAN MENUJU AIR TERJUN TIRTOSARI

Sebelumnya Pesona Telaga Sarangan

Masih di hari yang sama yaitu Jumat 2 Oktober 2015, setelah puas narsis di sekitar Telaga Sarangan, suami mengajak ke air terjun yang letak pintu masuknya masih di sekitar Telaga Sarangan yaitu air terjun Tirtosari.






Kami pun membeli tiket masuk yang harganya kami sudah lupa hehehe......#efek gak bikin catatan#. Sebelum membeli tiket, kami bertanya, "berapa jarak menuju ke air terjun ?" beliau menjawab,"sekitar 3 km"......"siiiplah kalau cuma 3 km", pikir kami. Perjalanan kami pun ditemani seorang guide yang sudah berusia lanjut. Awalnya kami tidak ingin ditemani oleh guide, kami berpikir perjalanan menuju ke air terjun cuma 3 km tapi  seorang bapak tua yang sudah lanjut usia sedikit memaksa. Akhirnya kami pun menyetujuinya, tentu saja dengan menanyakan berapa tarifnya tapi si bapak mengatakan terserah saja. Sebenarnya agak sedikit gak suka sih kalau ada yang bilang terserah, malah bingung mau kasih berapa, kalau kasih sedikit ntar ngedumel, mau banyak dana kami pas-pasan #puuuffttttt. Mulailah kami menyusuri jalan setapak menuju air terjun, sepanjang perjalanan kami diberikan pemandangan yang indah, jalanan secara umum sudah beraspal. 











Lama-kelamaan kami pun merasakan kaki yang sudah mulai pegel, entah sudah berapa km kami lalui namun sedikit pun belum nampak air terjunnya. Kami pun bertanya kepada si guide,"kira-kira air terjunnya masih berapa jauh ya pak ?". Beliau menjawab,"itu air terjunnya di atas bukit itu ?". Aku pun memandang ke arah bukit yang ditunjuk oleh si bapak sambil berkata dalam hati,"gila berapa km lagi ini, mana nanjak lagi." #puuffft. Jalanan yang dilalui pun mulai berubah yang awalnya sudah diaspal kini jalan yang dilalui masih berupa tanah dan jalanan pun sudah mulai menanjak.

Tampang suami yang sudah kelelahan hehehehe......









Akhirnya kami pun sampai di air terjun dan aku hanya termangu sambil berkata dalam hati,"cuma segini air terjunnya." Hahahaha........jalannya sumpah jauh banget, lebih kali kalau 3 km tapi asli kalau gak ada guidenya nih, kami berdua udah balik di tengah jalan, yakin gak bakal sampe ke nih air terjun. Untung air terjun yang kecil ini masih sepi dan sudah ada yang jualan makanan. 


Kami pun istirahat sambil sarapan pagi dengan nasi pecel. Selesai makan dan istirahat, kami pun kembali. Dalam perjalanan pulang, kami bertemu wanita-wanita perkasa yang sedang jalan menuruni anak tangga sambil menggendong karung yang entah berisi apa. 



Dalam perjalanan kali ini, mungkin tempat wisata yang kami tuju tidak sesuai dengan harapan tapi sepanjang perjalanan kami disuguhi oleh pemandangan yang hijau dan segar serta ditemani seorang guide yang bercerita tentang kehidupannya yang sederhana dan bagaimana beliau memaknai hidup yang hanya sementara ini. Itulah yang kami dapat dari perjalanan kali ini, kami banyak belajar mengenai makna hidup dari beliau. Ini tentang perjalanan bukan tujuan.


Sang Guide

Kami pun kembali ke penginapan tapi sebelumnya kami mampir lagi di pinggir Telaga Sarangan untuk menikmati wedang ronde. Setelah itu baru kami kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan check out. Selesai shalat jumat kami pun kembali ke Tawangmangu dengan mengendarai ojek motor dengan harga Rp.50.000 per motor. Dari Tawangmangu perjalanan pun langsung dilanjutkan menuju Solo.



Artikel menarik lainnya
Grojogan Sewu Tawangmangu
Jalan-Jalan Ke Bangkok
Semi Body Rafting Citumang & Pantai Karapyak
Kemegahan Masjid Nabawi & Perjuangan menuju Raudhoh


MASJID QIBLATAIN - PERUBAHAN ARAH KIBLAT

Previous post Jabal Uhud

Masjid Qiblatain yang berlokasi di kota Madinah dan tidak jauh dari Masjid Nabawi. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Univesitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah Madinah. Masjid Qiblatain awalnya dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena memang masjid ini didirikan di atas bekas rumah Bani Salamah. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tujuan ziarah bagi umat islam yang melakukan ibadah haji atau umrah. Tidak ada keutamaan ketika beribadah di Masjid Qiblatain namun masjid ini memiliki sejarah penting dalam perkembangan dakwah umat islam.

Masjid Qiblatain yang berarti masjid dua kiblat memiliki sejarah terjadinya perubahan kiblat dari Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis di Palestina berubah ke Masjidil Haram di mekah. Di tempat inilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yaitu surat Al Baqoroh ayat 144 yang berbunyi 

"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sungguh orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (taurat dan injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya dan Allah sekali-kali Allah tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."

Peristiwa ini terjadi di tahun ke 2 hijriah hari senin bulan Rajab ketika Nabi Muhammad SAW melakukan shalat Dhuhur menghadap Masjidil Aqsha, tiba-tiba di tengah shalat turunlah wahyu yaitu surat Al Baqoroh ayat 144. Rasulullah SAW dan para sahabat yang saat itu melakukan shalat segera memindahkan arah kiblatnya dengan memutar 180 derajat. Perpindahan kiblat ini dilakukan tanpa membatalkan shalat. Turunnya ayat ini merupakan jawaban dari Allah SWT atas doa Nabi Muhammad SAW. Saat itu Rasulullah SAW begitu resah atas hinaan dan cemoohan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa kiblat yang digunakan oleh umat islam mengikuti ajaran nenek moyang mereka. 

Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali renovasi namun pemugaran masjid ini tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut. Setelah direnovasi dengan hanya memfokuskan pada satu mihrab yaitu yang menghadap ke arah Masjidil Haram dan meminimalisir mihrab yang menghadap ke Masjidil Aqsha di Palestina. Ruang Mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang menandakan transisi perpindahan arah kiblat.


Sumber : https://id.wikipedia.org/




Sumber :
https://id.wikipedia.org/
https://arminarekasurabaya.wordpress.com/



PESONA TALAGA SARANGAN - MAGETAN

Previous post Tawangmangu

Akhirnya kami berdua menuju Telaga Sarangan dengan menggunakan ojek yang telah dicarikan oleh pemilik warung di Tawangmangu tempat kami makan. Pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan dari Tawangmangu ke Telaga Sarangan sungguh indah dan jalan dilalui pun terus menanjak. Jalanan mulai menurun ketika sudah melewati perbatasan yang berarti telah memasuki kota Magetan. Entah kurang mahirnya sang tukang ojek atau memang karena jalanan yang terus menanjak sering kali perpindahan gigi yang dilakukan si tukang ojek terasa begitu kasar. Berikut ini pemandangan yang berhasil aku dokumentasikan dalam jepretan kamera. Namun gambar ini belum mewakili indahnya pemandangan aslinya karena aku ambil di atas motor yang terus bergerak menuju Telaga Sarangan.












Telaga Sarangan terletak di lereng gunung Lawu, kecamatan Plaosan, kabupaten Magetan Jawa Timur. Telaga Sarangan merupakan salah satu obyek wisata andalan kabupaten Magetan. Telaga Sarangan atau dikenal juga dengan Telaga Pasir merupakan telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Telaga ini terletak sekitar 16 kilometer dari pusat kota Magetan. Dengan suhu udara sekitar 15 sampai dengan 20 derajat celcius, Telaga Sarangan mampu menarik banyak wisatawan setiap tahunnya.

Setibanya di Telaga Sarangan, pandangan pertama ku terhadap Telaga Sarangan ini biasa saja, "tidak ada yang istimewa", ucapku dalam hati. Tapi setidaknya kami tidak penasaran lagi karena telah menginjakkan kaki di sini. Kami pun ditawari penginapan oleh beberapa orang sampai akhirnya kami mengikuti seorang bapak tua mencari penginapan. Kami mendapatkan penginapan di sebuah hotel yang terletak tidak jauh dari Telaga Sarangan dengan harga hanya Rp.150.000 dari harga normal Rp.200.000 di weekday dengan letak kamar di lantai 2 dan ada balkon menghadap jalan. Setelah kami meletakkan barang-barang, kami berdua kembali keluar menuju Telaga Sarangan untuk menikmati suasana di sore hari sambil berharap mungkin kami bisa menikmati sunset. Ketika kami berjalan menyusuri pinggir danau, kami ditawari jasa naik kuda untuk mengelilingi danau dengan harga Rp.50.000. Namun perjalanan mengitari telaga dengan berkuda hanya aku lakukan sendiri karena suamiku takut naik kuda. Setelah aku berhasil mengitari telaga, baru aku menyadari adanya spot terbaik untuk menikmati Telaga Sarangan dengan pemandangan yang keceh. Selain berkuda, Telaga Sarangan dapat dinikmati dengan menaiki boat mengelilingi telaga dengan harga Rp.60.000.






Ketika aku kembali ke tempat dimana aku naik kuda, aku tidak menemukan suamiku, entah dimana dia. Saat tadi aku naik kuda, suami berkata,"aku akan nyusul dengan jalan kaki saja". Aku berkata dalam hati,"paling-paling dia balik lagi, gak mungkin jalan kaki mengitari telaga". Aku menunggunya untuk beberapa saat namun ia tak kunjung muncul. Akhirnya aku putuskan untuk kembali ke hotel, "siapa tau dia sudah di sana," ucapku dalam hati. Tapi setibanya di kamar hotel ternyata suamiku pun tidak ada di sana. Beberapa saat kemudian ada seseorang mengetuk pintu dan ternyata itu adalah suamiku. Dia berkata bahwa dia mengelilingi telaga dengan berjalan kaki. Aku sempat kaget tidak percaya mendengarkan perkataannya karena untuk mengelilingi Telaga Sarangan, jarak yang ditempuh sekitar 4 km.

Malam harinya, kami mencoba mencari makan, kami berjalan menuju telaga karena di sana kami lihat ada penjual makanan. Akhirnya malam itu, kami memilih makan bakso, memang bakso di mana-mana gak ada matinya. Inilah penampakan sebagian penginapan di sekitar Telaga Sarangan. Foto ini aku ambil dari balkon tempat kami menginap.




Di hari berikutnya kami sengaja bangun pagi-pagi untuk bisa berjalan-jalan menikmati suasana pagi ditambah dengan hawa sejuk yang menerpa tubuh. Kami pun mengambil foto dengan spot terbaik di Telaga Sarangan menurutku ya.......hehehehe. Dari penginapanku aku belok ke kiri, pagi itu suasana di Telaga Sarangan masih begitu sunyi. Seorang penjaja pecel menghampiri kami, menawarkan barang dagangannya. Namun kami belum berminat, kami ingin mencari dan melihat terlebih dahulu, ada makanan apa di pagi hari.










Kalau di awal tiba di Telaga Sarangan, aku bilang tempat ini biasa aja tapi setelah menjelajah Telaga Sarangan dan menemukan spot terbaik untuk menikmati seluruh keindahan Telaga Sarangan ditemani dengan hawa yang sejuk, aku katakan tempat ini begitu indah. Puas menikmati pagi di Telaga Sarangan dan bernarsis ria, perjalanan dilanjutkan ke air terjun Donoloyo yang berada dekat dengan Telaga Sarangan.

bersambung

MENGENANG CERITA DI JABAL UHUD

Previous post Masjid Quba & Perkebunan Kurma

Matahari yang begitu terik menyinari kota Madinah dan perjalanan city tour dilanjutkan ke Jabal Uhud. Jabal Uhud merupakan salah satu destinasi yang biasa dikunjungi oleh jamaah umroh. Jabal Uhud terletak sekitar 5 km dari pusat kota Madinah. Jabal Uhud sendiri memiliki arti bukit menyendiri, hal ini disebabkan karena bentuk Jabal Uhud  yang tidak bersambungan dengan gunung-gunung lain. Sementara umumnya bukit atau gunung di Madinah bentuknya sambung menyambung. Sahabat nabi Anas RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW memandang Uhud sambil bersabda, "Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang mencintai kita dan kita pun mencintainya." (HR Muslim : 1393).



Di Jabal Uhud ini pernah terjadi perang yang dahsyat yang terkenal dengan Perang Uhud. Perang Uhud ini berawal dari keinginan kaum musyrikin untuk melakukan balas dendam atas kekalahannya di perang Badar. Perang Uhud ini terjadi pada tanggal 15 syawal tahun ke 3 hijriah atau sekitar bulan Maret tahun 625 masehi. Dalam perang uhud ini strategi pun disusun oleh Rasullullah SAW dan langsung dipimpin oleh beliau sedangkan kaum musrikin dipimpin oleh Abu Sufyan. Pasukan kaum muslimin disusun dengan formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1000 yard. Sayap kiri berada di bukit Ainain sedangkan sayap kanan berada di kaki bukit Uhud. Sayap kanan pasukan muslim aman karena terlindung oleh bukit uhud sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa mengitari bukit Ainain dan menyerang dari belakang. Rasullulloh SAW pun menempatkan 50 pemanah di bukit Ainain untuk mengantisipasi adanya serangan dari belakang dan mengintruksikan untuk tidak meninggalkan tempat walau apapun yang terjadi.

Dalam perang Uhud ini sebenarnya kaum muslimin sudah memperoleh kemenangan besar walaupun jumlah pasukan kaum muslimin hanya 700 orang melawan kum musyrikin yang berjumlah 3000 orang. Namun kemenangan ini berbalik menjadi cerita pilu, pasukan pemanah kaum muslimin yang ditempatkan untuk menjaga pasukan kaum muslimin yang ditempatkan di bukit Ainain meninggalkan tempat, menuruni bukit karena tergiur dengan barang-barang yang ditinggalkan oleh kaum musyrikin yang melarikan diri. Adanya pengosongan di pos pemanah ini langsung dimanfaatkan oleh panglima perang kaum musrikin Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) dengan menggerakkan kembali tentaranya untuk menyerang kaum muslimin. Dalam serangan balik ini, pasukan kaum muslimin mengalami kekalahan sebanyak 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada termasuk paman Nabi Muhammad SAW yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Rasullullah SAW sangat bersedih atas kematian pamannya.

Setelah perang usai, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk menguburkan para sahabatnya yang gugur di tempat mereka roboh sehingga ada satu liang untuk menguburkan para syuhada. Dikisahkan bahwa setiap tahunnya Rasullullah selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke Jabal Uhud karena kecintaan beliau terhadap para syuhada uhud.


sumber :
https://arminarekasurabaya.wordpress.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/



GROJOGAN SEWU - TAWANGMANGU

Malam 30 September, aku pergi menyusul suamiku yang sudah pergi ke salatiga terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya. Jam 19.45 aku memesan gojek dengan tujuan stasiun pasar senen.  Tiket kereta senja utama solo telah aku beli sebulan sebelum tanggal keberangkatan dengan harga 235.000, harga yang termurah yang masih bisa aku dapatkan untuk kereta kelas bisnis jurusan solo. Kereta berangkat jam 22.00 sesuai dengan jadwalnya dan tiba di stasiun solo balapan jam 07.02 telat 4 menit dari jadwal seharusnya yaitu jam 06.58, masih termasuk ontime bagiku. Terus maju kereta api indonesia dan tingkatkan pelayanan kalian. Suamiku telah menjemput di stasiun solo balapan lalu kami menuju terminal bis tirtonadi dengan naik becak seharga 15.000, harga ini sebenarnya sudah kami tawar dari 20.000 tapi akhirnya kami tetap memberikan 20.000 untuk si bapak. 

Dari terminal tirtonadi, kami naik bis jurusan tawangmangu yaitu bis langsung jaya dengan harga 24.000 untuk 2 orang. Perjalanan dari solo ke tawangmangu kurang lebih sekitar 1,5 jam dengan jalan yang berkelok-kelok dan terus menanjak serta kanan kiri dihiasi pemandangan persawahan yang hijau. Setibanya di terminal bis tawangmangu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum sejenis colt dengan harga 10.000 perorang diantar sampai kawasan wisata grojogan sewu. Kami pun segera cari sarapan dan warung pertama yang kami lihat disitulah kami makan. Kami berdua, akhirnya memilih nasi soto dengan harga per porsi hanya 6000 rupiah. Harga yang murah, tentu saja dengan harga yang murah tersebut yang terlihat hanya nasi yang banyak sedangkan untuk toge, soun dan dagingnya sedikit sekali tapi untuk rasa enak, ya kuah sotonya yang enak. Total sarapan pagi itu hanya 34.000 rupiah dengan 3 porsi nasi soto, 2 gelas jus strawberry, 1 gelas teh manis hangat dan 6 buah kerupuk kampung. 

Perjalanan pun dilanjutkan menuju ke grojogan sewu dan kami pun minta ijin ke pemilik warung akan niat kami untuk menitipkan tas ransel dan alhamdulillah disambut sangat baik oleh ibu si pemilik warung. Harga tiket masuk ke grojogan sewu adalah 12.500 per orang pada hari biasa. Harga 12.500 terdiri dari 2 tiket, tanpa aku baca terlebih dahulu langsung aku berikan 2 tiket tersebut ke penjaga pintu masuk dan aku tidak mendapatkan sobekkannya sama sekali. Dari 2 tiket tersebut, yang sempat terlihat dari salah satu tiket tersebut tertulis 7.500 rupiah lalu yang satunya tiket apa. "Sudahlah", kataku kepada suamiku dan kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri anak tangga menuju grojogan sewu. 








Ketika menyusuri anak tangga, kami melihat sebuah kolam renang dengan air yang bening sekali, sempat terbersit untuk berenang di situ tapi apa daya tas ransel telah kami titipkan. Dari situ aku mulai menduga-duga, jangan-jangan tiket yang 5.000 itu adalah tiket masuk kolam renang karena harga yang tercantum di loket di depan kolam renang juga 5.000 tapi ini sepertinya kolam renang anak-anak. Aku pun hanya bergumam dalam hati, buat pengalaman aja agar lebih teliti dalam segala hal. Bagi yang ingin berkunjung ke Grojogan Sewu jangan pernah membawa kantung kresek karena akan direbut oleh para monyet. Jika hanya dirampas oleh sang monyet mungkin tidak terlalu bermasalah tapi jika sampai digigit, itulah salah satu kejadian yang dilihat oleh suamiku di sana. Dia melihat seorang lelaki yang membawa kantong kresek dan tangannya langsung digigit oleh salah satu monyet tersebut. Aku sendiri melihat bagaimana seorang perempuan lari menjauh dari kantong kresek yang dia bawa karena didatangi oleh seekor monyet. Hampir saja aku pun membawa kantong kresek yang berisi roti dan air mineral, untungnya diberitahu oleh ibu pemilik warung untuk tidak membawanya.















 




Puas explore grojogan sewu, kami kembali ke warung makan, tempat kami menitipkan tas dan aku kembali makan siang dengan menu 1 porsi sate kelinci, 1 es teh manis dan 1 jus strawberry dengan total harga Rp.22.000. Pertama kali merasakan sate kelinci ternyata daging kelinci rasanya mirip dengan daging ayam dan sate kelinci yang disajikan tidak ada lemak dan kulit sebagaimana sebagaimana rata-rata sate ayam dijual. Sambil makan, ibu pemilik warung menanyakan kami, mengenai keinginan kami untuk ojek motor ke Telaga Sarangan. Kami pun mengiyakan dan sepakat dengan harga ojek motor Rp.50.000 per orang oneway.




bersambung

MADINAH CITY TOUR - MASJID QUBA DAN PERKEBUNAN KURMA

Previous Post Masjid Nabawi & Raudhoh

Akhirnya tiba waktunya untuk melakukan city tour di kota Madinah. Selesai sarapan pagi, kami diminta untuk segera menuju bis yang sudah parkir di samping penginapan. Sedikit review makanan di penginapan selama Madinah, secara keseluruhan rasanya sesuai lidah indonesia....bisa dibilang enak walaupun menu yang tersedia cukup sederhana. Buah yang disediakan sebagai desert seringnya adalah apel dan pear dalam bentuk utuh tapi tidak disediakan pisau untuk memudahkan kami untuk memakannya. Walhasil aku pun memakannya langsung digragot......hahahaha bahasa apa ini tapi ada beberapa teman yang tidak memakan buah-buahan tersebut sehabis makan karena tidak disediakannya pisau. Mereka mengumpulkan buah-buahan tersebut dan jadilah salah satu oleh-oleh yang dibawa pulang ke tanah air.....hehehe......Mari kembali ke topik. Setelah seluruh jamaah sudah kumpul di dalam bis, perjalanan pun dimulai dan tujuan pertama adalah Masjid Quba.


MASJID QUBA
Masjid ini merupakan masjid yang pertama kali didirikan oleh Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah ke kota Madinah pada tahun 1 hijriah atau 622 Masehi. Masjid Quba ini terletak sekitar 5km dari pusat kota Madinah. Masjid ini didirikan di kampung Quba, saat itu salah seorang sahabat Nabi yaitu Sayyidina 'Ammar Radhiyallahu 'anhu mengusulkan untuk membangun tempat peristirahatan untuk baginda Nabi Muhamad SAW dan melaksanakan shalat dengan tenang. Sayyidina 'Ammar Radhiyallahu 'anhu pun mulai mengumpulkan batu-batu untuk mendirikan masjid. Rasulullah SAW yang pertama kali meletakkan batu tepat di kiblatnya yang kemudian disusul oleh Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar. Kemudian baru kaum muslimin beramai-ramai membangunnya. Saat ini luas masjid Quba sekitar 5.035 meter persegi memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk jamaah laki-laki dan 1 pintu masuk untuk jamaah wanita. Di seberang ruang utama masjid terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.

Masjid Quba memiliki keutamaan berdasarkan Al Quran dan hadits seperti berikut
"......Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut untuknu sholat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih" (Qs At Taubah 108)

"Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian pergi ke masjid Quba lalu ia shalat di dalam masjid quba maka baginya pahala seperti pahala umrah." (HR Tarmidzi)

"Ketika pembangunan masjid ini selesai, Rasulullah SAW mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al Amin ini selalu pergi ke masjid Quba setiap hari sabtu, senin dan kamis. Setelah Rasulullah SAW wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan shalat di sana." (HR. Bukhori dan Muslim)

interior di dalam masjid Quba

Masjid Quba dari sisi belakang
Sumber foto : https://id.wikipedia.org/

Saat kami tiba di Masjid Quba, situasi di sana sudah ramai oleh jamaah lain yang akan melaksanakan shalat, aku pun mendapatkan shalat di lantai 2. Di sini pun aku sedikit mendapat teguran dari Allah SWT. Ketika akan melaksanakan shalat sunah, aku meletakkan kacamataku di lantai dengan posisi nantinya tepat berada di depan dengkulku ketika aku duduk. Ketika aku shalat di rakaat pertama tiba-tiba ada jamaah yang lewat di depanku dan kakinya tepat berada di samping kacamataku. Seketika itu juga konsentrasiku hilang, dalam shalat tersebut aku juga memikirkan kacamata itu. Hatiku berguman,"Apa jadinya tadi kalau kacamata terinjak?", "Bagaimana nanti kalau ada jamaah lain lewat seenaknya di depan shalatku dan menginjak kacamataku ?"....hah benar-benar hilang konsentrasiku walaupun mulut ini terus membaca bacaan shalatku. Setelah aku bangun dari rukuk pertamaku, kacamataku tak terlihat dari pandanganku. Aku langsung istighfar minta ampun kepada Allah, aku pasrahkan kacamataku dan berusaha untuk khusyu. Selesai shalat, sedikit zikir dan berdoa aku pun mencoba mencari kacamataku. Aku raba area di sekitar tempatku shalat, tempatku sujud, area tempatku duduk, karpet/lantai kanan kiriku duduk sambil terus beristigfar dan kuraba berulang-ulang di tempat yang sama. Akhirnya setelah sekitar 2 menit, tangan ini menyentuh kacamata yang saat ditemukan berada tepat di samping paha kananku, ampuni aku ya Allah.


PERKEBUNAN KURMA
Ketika umroh, mengunjungi perkebunan kurma merupakan salah satu agenda city tour rata-rata travel Indonesia. Pohon kurma dapat berbuah setelah ditanam selama 4 sampai 7 tahun dan baru bisa dipanen setelah berusia 7 sampai 10 tahun. Satu pohon kurma yang telah dewasa dapat menghasilkan 80-120 kg kurma. Untuk mendapatkan buah yang berkualitas maka tandan kurma harus ditipiskan dan dibungkus atau ditutup sebelum matang agar buahnya terlindungi dari cuaca dan hama dan kurma tumbuh lebih besar. Kurma meruupakan salah satu buah yang diabadikan di Al Quran dan hadits dan memiliki banyak manfaat.


"Dan Dia-lah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak sama rasanya. Makanlah dari buahnya yang bermacam-macam itu apabila ia berbuah dan tunaikanlah haknya di hari memetik buahnya dengan dikeluarkan zakatnya dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (al An'am:141)



"Dan di Bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdapingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir." (Ar Rad:4)



Sa'ad RA mendengar Rasulullah bersabda,"Barangsiapa memakan tujuh butir kurma ajwah di pagi hari maka racun dan sihir tidak akan membahayakan pada hari itu." (HR Bukhari)


Anas RA berkata,"Rasulullah SAW berbuka sebelum shalat dengan beberapa butir kurma basah (ruthab). Apabila tidak ada kurma basah di tempat beliau maka beliau berbuka dengan beberapa butir kurma kering (tamr) dan apabila tidak ada kurma kering maka beliau menghirup beberapa teguk air." (HR Ahmad dan Abu Daud)


Dalam kitabnya, Zad Al-Ma'ad, Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa kurma dapat menguatkan perut yang dingin, menyamankan dan menyuburkan badan. Ia termasuk buah yang paling mulia dan paling bermanfaat. Ia adalah raja buah-buahan, penguat lever dan pelembut tabiat. Ia adalah buah yang paling banyak memberikan nutrisi. Panas yang dikandungnya adalah penawar racun. Apabila ia dimakan terus menerus sebelum makan pagi maka ia dapat melemahkan cacing dan menguranginya. Ia adalah makanan, obat, minuman dan manisan sekaligus.


Di dalam perkebunan kurma ada sebuah toko yang menjual aneka macam kurma dan beberapa makanan lain yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh. Di toko ini kita bebas untuk mencicipi aneka kurma tersebut secara gratis tapi untuk harga termasuk mahal. Aku sempat membeli 2 jenis kurma yang berbeda tapi sudah lupa untuk namanya yang jelas sih bukan kurma Ajwa. Selesai berbelanja kurma, kami pun segera kembali ke bis untuk menuju tujuan berikutnya



sumber :
https://id.wikipedia.org/
https://www.kabarmakkah.com